Keren! Gedung Tua di Bandung Ini Berubah Tapi Tetap Bersejarah

35 Likes comments off
Gedung Tua di Bandung

Berwisata ke Kota Kembang memang kurang seru jika kita tidak berkunjung ke gedung tua di Bandung ini. Selain terkenal akan wisata kulinernya, kota Bandung juga memiliki beberapa tempat untuk menguak sejarah negeri ini lho. Ya, kota Bandung yang dikenal sebagai Paris Van Java ini memang mempunya gedung-gedung tua peninggalan penjajahan Belanda.

Hingga saat ini gedung tua di Bandung masih berdiri kokoh dan sangat terawat. Gedung-gedung tersebut masih beroperasi dan dijadikan kantor. Beberapa instansi pemerintahan kota Bandung pun masih menggunakan bangunan bekas penjajahan itu. Bahkan gedung-gedung tua di Bandung menjadi ikon dari kota Kembang ini.

5 Gedung Tua di Bandung yang Tetap Bersejarah Meskipun Mengalami Perubahan

Selain menguak sisi sejarah dari gedung tersebut, kita juga bisa melihat perubahan-perubahan dari gedung tua tempo dulu dengan gedung tua zaman sekarang.

Lantas apa saja perubahan pada gedung tua di kota Bandung? Berikut ini adalah ulasan tentang perubahan dari gedung tua di kota Bandung sebagaimana dilansir dari situs penulispro.com:

  1. Gedung Sate
    Siapa yang tak tahu dengan gedung sate? Ya, gedung sate merupakan ikon kota Bandung yang terkenal ke seantero jagad ini. Gedung ini mulai di bangun pada tahun 1920. Gedung sate merupakan salah satu gedung tua di Bandung yang hingga kini masih berdiri dengan kokoh. Kini gedung sate berfungsi sebagai pusat pemerintahan Jawa Barat.

Ikon kota Bandung ini berada di Jalan Diponegoro, dan berseberangan langsung dengan lapangan Gasibu di Jalan Sentot Alibasah. Jalan tersebut merupakan satu-satunya jalan raya terpendek di Bandung.

Pada zaman Hindia Belanda gedung sate ini bernama Gouvernements Bedrijven (GB). Pembangunan gedung sate ini dilakukan selama 4 tahun. Pada bulan September 1924 pun berhasil diselesaikan bangunan utama dari gedung ini, termasuk kantor pusat PTT ( Pos, Telepon, dan Telegraf) dan perpustakaan yang megah.

Mengapa sekarang disebut gedung sate? Karena gedung tua ini memiliki ciri khas yang sangat mencolok. Pada menara sentral gedung ini terdapat ornamen tusuk sate yang menjadi penanda gedung ini.

Saat ini gedung sate memang telah mengalami berbagai perubahan. Namun tetap mempertahankan konstruksi arsitektur aslinya. Kini gedung sate semakin indah dengan taman hijau yang luas. Taman tersebut sangat terawat dan ditata dengan apik sehingga menambah keelokan gedung tua ini.

Pemandangan yang indah serta asri ini kini kerap dijadikan sebagai pilihan tempat wisata, baik masyarakat lokal ataupun mancanegara. Setiap akhir minggu kita dapat melihat para wisatawan tengah berfoto di depan gedung sate yang megah. Walaupun sudah banyak perubahan dari gedung tua di Bandung ini, Tapi tetap gedung ini memiliki nilai sejarah yang tinggi.

  1. Gedung Merdeka
    Gedung Merdeka ini berada di jalan Asia-Afrika, Bandung. Salah satu gedung tua di Bandung ini merupakan gedung bersejarah yang pernah digunakan sebagai tempat Konferensi Asia Afrika pada tahun 1955. Kini gedung merdeka digunakan sebagai museum yang memamerkan berbagai benda-benda koleksi dan foto-foto saat Konferensi Asia-Afrika pertama.

Gedung tua ini pertama kali di bangun pada tahun 1895 dan bernama Societeit Concordia. Kemudian di tahun 1926 gedung ini direnovasi hampir seluruhnya oleh Wolff Schoemaker Aalbers dan Van Galen. Pada zaman penjajahan Belanda gedung ini dijadikan sebagai tempat rekreasi dan sosialisasi masyarakat Belanda yang menetap di Bandung. Sedangkan pada masa penjajahan Jepang gedung ini dinamakan Dai Toa Kaman dan berfungsi sebagai pusat kebudayaan.

Terakhir kali gedung ini direnovasi dan mengalami perubahan adalah pada tahun 1926 dan 1928. Di tahun tersebut gedung merdeka mengalami perubahan besar dengan rancangan arsitek Belanda. Sejak tahun 1926 dan 1928 gedung tak pernah mengalami perubahan yang sangat mencolok.

Namun, yang terlihat jelas perubahannya adalah keadaan sekitar gedung merdeka yang semakin rapih dan indah. Untuk menyambut peringatan KAA ke-60 pada 24 April 2015 lalu, Pemerintah Kota Bandung mempercantik sekitar kawasan Gedung Merdeka.

Kita bisa melihat di pelataran Gedung Merdeka terdapat beberapa bangku taman, tanaman hias, dan lampu-lampu yang cantik. Beberapa masyarakat Bandung mengatakan berada di kawasan ini seperti berada di Eropa. Tapi tetap perubahan yang dilakukan tanpa menghilangkan nilai sejarah dari gedung tua di kota Bandung ini.

  1. Gedung SMA Negeri 3 dan SMA Negeri 5
    SMA Negeri 3 dan 5 Bandung ini berdiri sejak tahun 1953. Gedung tua ini dikenal dengan SMA Belitung, karena berlokasi di Jalan Belitung No. 8, Bandung. Gedung ini bersebelahan dengan lapangan centrum, yang kini lebih dikenal dengan ‘Taman Musik’.

Bangunan sekolah ini merupakan salah satu gedung tua di kota Bandung yang tersohor. Gedung ini dibangun pada masa penjajahan Belanda tahun 1916. Gedung tua ini dirancang oleh seorang arsitek C. P Schoemaker. Dahulu gedung ini juga berfungsi sebagai gedung HBS atau Hoogere Burgerschool yang merupakan sekolah bagi anak-anak Belanda golongan menengah ke atas.

Gedung ini berdiri di atas tanah seluar 14.240 meter persegi. Luas bangunannya sekitar 8.220 meter persegi. Gedung tua di Bandung ini digunakan untuk dua sekolah favorit yaitu, SMA Negeri 3 dan SMA Negeri 5. Batas kedua sekolah ini hanya dipisahkan oleh sebuah koridor tengah yang memanjang dari Utara ke Selatan.

Kisah yang paling terkenal dari gedung tua di Bandung ini adalah tentang Hantu Nancy. Sosok Nancy sendiri adalah seorang wanita Belanda berparas cantik yang bunuh diri dengan menjatuhkan diri di tangga dekat aula sekolah ini.

Banyak cerita tentang sosok Nancy ini dengan versi yang berbeda-beda. Konon, hantu Nancy kerap menampakan diri di jendela paling ujung pada lantai atas gedung ini. Ada pula yang pernah melihat penampakan Nancy di tangga sekolah tempat ia menjatuhkan diri.

Terlepas dari sejarah dan kisah mistis dari gedung ini. Kini gedung yang bergaya Belanda ini telah mengalami beberapa perubahan. Di halaman depan gedung ini sekarang terdapat taman yang didominasi dengan warna hijau serta gedungnya pun dicat warna cerah agar tak terkesan seram. Namun, tetap perubahan yang dilakukan tak menghilangkan nilai sejarah dari gedung ini.

  1. Gedung Isola UPI
    Gedung tua di Bandung selanjutnya adalah gedung Isola UPI. Gedung ini dahulu bernama Villa Isola, tapi kini gedung ini dipakai untuk gedung rektorat Universitas Pendidikan Indonesia. Gedung tua ini terletak di dalam kawasan UPI, di jalan Setiabudi, Bandung.

Gedung yang bergaya arsitektur Art Deco ini dibangun tahun 1933, miliki seorang hartawan Belanda yang bernama Dominique Willem Berrety. Gedung ini dahulu dijadikan rumah tinggal, kemudian di jual kepada pemilik Hotel Savoy Homann.

Gedung Bersejarah di Bandung
Gedung Bersejarah di Bandung. Foto: Ferdy Azmal Fakhrani/Getty Images via Canva.com

Kisah-kisah mistis pun tak luput dari gedung ini. Dari mulai terdengar suara perempuan menangis dari dalam gedung hingga pintu dan jendela yang terbuka dan menutup sendiri kala malam. Semua itu muncul karena bangunan ini dibangun pada zaman Belanda.

Perubahan demi perubahan pun terlihat dari salah satu gedung tua di Bandung ini. Selain semakin indah dan tertata rapi, tapi ada beberapa ornamen yang berubah. Seperti tulisan “M’ISOLO E VIVO” yang berubah menjadi “Bumi Siliwangi, serta goa yang menghubungkan Villa Isola dengan tman Selatan pun kini telah tiada. Tetapi yang jelas bangunan ini masih memiliki nilai sejarah yang tinggi.

  1. Gedung-gedung Tua di Jalan Braga
    Jalan Braga merupakan salah satu jalan tersohor di kota Bandung. Jalan ini juga menjadi tujuan wisata di Bandung. Setiap akhir minggu jalanan Braga dipenuhi para wisatawan yang sedang memotret dirinya untuk mengabadikan momen.

Sepanjang jalan Braga memang berdiri kokoh bangunan-bangunan tua bekas peninggalan Belanda. Rata-rata gedung tua di jalan ini berusia ratusan tahun. Namun, hingga saat ini masih terawat dan kokoh seperti pertama di bangun.

Memasuki pertengahan abad ke-20 kawasan Braga menjadi semacam pusat perbelanjaan bagi warga Belanda. Hampir semua toko-toko di sepanjang jalan Braga berarsitektur gaya barat. Dahulu jalan ini termasuk kawasan elit.

Semakin berkembangnya zaman perubahan-perubahan yang signifikan terlihat di jalanan ini. Beberapa gedung tua di jalan Braga ini masih digunakan dan dipugar menjadi café dan tempat nongkrong anak muda Bandung. Namun, tetap tak menghilangkan sejarah dari gedung tua di Bandung tersebut.

Ke-5 gedung tua di Bandung tersebut memang mengalami beberapa perubahan, Namun tetap nilai sejarahnya tidak pudar sedikit pun. Sebagian besar wisatawan yang berkunjung ke Bandung pasti memilih wisata heritage dengan mengunjungi gedung-gedung tersebut. Yuk, kita jaga dan rawat tempat-tempat yang bersejarah!

You might like