Bagi yang senang dengan kegiatan wisata sejarah terutama yang berkaitan dengan ilmu bumi, berkunjung ke Museum Geologi Bandung merupakan suatu pilihan yang sangat tepat. Hanya dengan membayar tiket masuk sebesar tiga ribu rupiah saja, kita dapat menyaksikan berbagai macam benda koleksi punya hubungan dengan ilmu buki, terutama yang ada di Indonesia.
Jam bukanya setiap hari Senin hingga Kamis dari pukul delapan pagi hingga empat sore. Tapi untuk hari Sabtu dan Minggu hanya beroperasi sampai jam dua siang saja. Sementara khusus hari Jum’at serta hari libur nasional tutup.
Museum ini sendiri merupakan salah satu museum tertua di tanah air dan mulai dibuka secara resmi oleh pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1928. Didalamnya terdapat berbagai jenis koleksi peninggalam masa lalu dan aneka macam koleksi geologi seperti batuan, mineral dan fosil. Semuanya dipamerkan dalam ruang yang terbagi menjadi dua bagian yaitu dilantai satu dan lantai atas.
Lantai satu
Di lantai satu atau pertama, ruang yang berada di dalam Museum Geologi Bandung ini masih terbagi lagi jadi tiga ruang. Yang pertama ada di tengah merupakan ruang orientasi digunakan sebagai ruang pamer berupa relief dalam bentuk film animasi, kantor layanan informasi serta layanan pendidikan maupun penelitian.
Ruang kedua berada di sayap barat dinamakan ruang geologi. Di sini pengunjug memperoleh kesempatan untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan hasil hipotesa pemunculan planet bumi yang merupakan bagian dari sistem tata surya. Selain itu juga mendapat pelajaran tentang tektonik regional misalnya gerakan yang terjadi pada lempeng di kulit bumi.
Di ruang ini juga dapat disaksikan aneka koleksi berbentuk batu-batuan maupun sumber daya mineral dari berbagai daerah yang ada di Indonesia. Dan masih di tempat yang sama, terdapat koleksi alat-alat yang sering digunakan dalam penelitian geologi dan ilmu lain yang memiliki keterkaitan seperti geomorfologi, geofisika dan sebagainya.
Sedang ruang terakhir yaitu sayap timur, terdapat penggambaran sejarah perkembangan serta pertumbuhan makluk hidup yang lebih dikenal dengan sebutan sejarah kehidupan. Awal dari perkembangan makluk hidup ini diawali dengan masa kehidupan sejak 4,5 milyar tahun yang lalu ketika bumi belum memiliki makluk hidup bahkan yang masih primitif sekalipun, hingga hingga masa ketika manusia sudah mengenal kehidupan yang lebih modern.
Lantai dua
Lantai dua Museum Geologi Bandung juga terbagi jadi tiga ruang yaitu ruang barat, tengah dan timur. Khusus untuk ruang barat hanya dipakai oleh para staf serta pegawai museum saja, sehingga pengunjung tidak boleh masuk ke ruang tersebut kecuali ada kepentingan tertentu.
Sedang ruang tengah digunakan untuk memerkan maket tambang emas paling besar di dunia yang terletak di daerah pegunungan Papua. Selain itu juga bisa disaksikan beberapa jenis batu yang ditemukan di area tersebut dan miniatur menara tambang gas bumi dan tambang minyak pada jaman dulu sebelum pertambangan tersebut ditutup pada tahun 1988.
Untuk ruang timur, dibagi dalam ruang-ruang kecil yang jumlahnya ada tujuh ruang. Masing-masing dari ruangan ini dipakai untuk memberi informasi yang berhubungan dengan dampak positif maupun negatif sistem geologi bumi terhadap sistem kehidupan manusia.
Misalnya informasi tentang fungsi batu mineral, kegiatan eksploitasi, penggunaan mineral di masyarakat baik secara tradisional dan modern, teknik pengolahan komoditas mineral bahkan hingga dampak negatif yang ditimbulkan akibat dari peristiwa geologi seperti letusan gunung berapi, tanah dan bencana alam lainnya.
Dijamin wisatawan akan memperoleh pelajaran yang sangat berharga setelah berkunjung ke Museum Geologi Bandung yang terletak di Jalan Diponegoro 7 ini.