Setelah Bandung “dandan” pada perhelatan Konferensi Asia Afrika beberapa waktu yang lalu, ada banyak perubahan yang terjadi di kawasan terselenggaranya hajat internasional ini. Selain kawasan kota tua Bandung tersebut kian cantik, berbagai fasilitas publik pun kian menyebar di seluruh kawasan yang dulunya terbengkalai.
Jika melihat lagi ke belakang, tentu sekitar kota tua Bandung yang meliputi, Jalan Asia Afrika, Jalan Braga, dan jalan-jalan di sekitarnya ini terkesan dibiarkan bergitu saja. Jalanan kota tua ini hanya dijadikan sebuah lintasan yang banyak dilewati. Tapi, setelah jalanan kota tua yang telah di dandani, kawasan tersebut menjadi sebuah wisata baru yang berada di pusat kota.
Banyak perubahan-perubahan yang terjadi di kota tua tersebut. Bahkan, hampir setiap hari jalanan di pusat kota tersebut tidak pernah sepi dikunjungi. Di akhir pekan pun, kawasan ini menjadi tempat tujuan wisata baru yang menarik perhatian. Selain murah, tempat ini juga terletak di pusat kota yang tentunya menjadi pusat hingar bingar kota.
Berikut ini beberapa perubahan yang terjadi di kota tua Bandung;
Jalan Asia Afrika
Jalan Asia Afrika merupakan jalan yang menjadi jalur menunju pusat Kota Bandung. Jalan ini terkenal sebagai jalan yang bersejarah di Bandung. Letaknya yang berada tepat di pusat kota, membuat jalan ini banyak dilewati.
Seperti yang sudah banyak diketahui, jalan ini merupakan jalan yang menjadi tempat terselenggaranya pesta berskala internasional, yaitu Konferensi Asia Afrika. Di tempat ini jugalah berdiri gedung-gedung yang dulunya digunakan untuk menggelar pesta tersebut. Tidak hanya itu, beberapa gedung tua yang berdiri di kawasan jalan tersebut juga menjadikan kawasan tersebut terkenal dengan sebutan kota tua.
Jika dulu, kawasan ini hanya sering dijadikan tempat persimpangan, hal ini berbeda saat ini. Kini, Jalan Asia Afrika banyak mengalami perubahan. Perubahan ini tidak main-main, banyak penambahan ornamen dan juga fasilitas yang membuat banyak warga betah berlama-lama di kawasan kota tua Bandung ini.
Bisa dilihat dari adanya kursi-kursi bergaya klasik yang berjajar rapi di sepanjang jalan. Kursi-kursi yang merupakan hasil dari dana sumbangan pengusaha di Bandung ini ditata rapi di sepanjang Jalan Asia Afrika, mulai dari Hotel Preanger hingga POS besar polisi di wilayah alun-alun Bandung.
Tidak hanya kursi-kursi klasik, di sepanjang jalan kota tua Bandung ini juga terdapat beberapa pot bunga besar yang menghiasi trotoar. Ada juga bola-bola granit besar yang bertuliskan nama-nama negara yang tergabung dalam Konferensi Asia Afrika. Sama halnya dengan pot dan kursi-kursi, bola-bola ini juga menjadi pelengkap dari jalanan kota tua di Bandung.
Keindahan wajah baru kawasan Jalan Asia Afrika juga semakin semarak dengan adanya lampu penerangan jalan yang dibuat berbeda. Lampu-lampu penerangan jalan ini didesain dari besi-besi yang dibentuk menyerupai tanaman yang merambat. Lampu penerangan jalan pun didesain menyerupai lampu-lampu jalanan yang ada di Praha. Tidak hanya bermanfaat menerangi jalanan, lampu ini juga dapat memanjakan wisatawan yang ingin berfoto ria di sekitar tempat tersebut.
Tentu, menjadi pemandangan yang berbeda jika kita melihat Jalan Asia Afrika sebelumnya. Dulu, sebelum dilakukannya revitalisasi, jalan ini hanya menjadi jalan pusat kota. Jalan trotoar pun dibuat biasa, hanya dilapisi keramik dan tidak ada penambahan lainnya.
Tidak heran jika dulu, jalanan di sekitar pusat Kota Bandung ini tidak banyak dikunjungi. Hanya di sekitaran Gedung Merdeka yang ramai dikunjungi wisatawan. Biasanya, para wisatawan berfoto di depan gedung bersejarah tersebut dan menjadi tempat berkumpul beberapa komunitas anak muda di Bandung.
Jalan Cikapundung Timur
Jalan Cikapundung Timur berada tepat di samping Gedung Museum Konferensi Asia Afrika Bandung yang merupakan kawasan kota tua. Jalan yang menjadi jembatan dari aliran Sungai Cikapundung ini mengalami perubahan yang cukup signifikan.
Jika dulu, kawasan jalan yang menghubungkan Jalan Braga ini seakan terbengkalai dan tidak terawat, sekarang ini menjadi berbeda. Dulu, kawasan ini hanya digunakan oleh para pedagang Koran atau majalah sebagai tempat menjejerkan dagangannya atau sebagai pusat loper koran. Kini, kawasan tersebut disulap menjadi sebuah kawasan yang ramai dikunjungi.
Lantai trotoar yang dulunya hanya dibuat dari keramik, kini seluruh jalannya dibuat dari batu granit yang dibentuk sedemikian rupa. Tidak hanya itu, di kawasan ini juga dilengkapi dengan adanya karya seni grafis dalam bentuk kotak-kotak besar yang didalamnya tersedia tempat duduk. Selain unik, box-box ini juga multifungsi.
Box-box yang dikenal sebagai WPAP atau Wheda Pop Art Potrait ini dibuat dalam beberapa bentuk. Ada dalam bentuk box yang juga dimanfaatkan sebagai tempat duduk yang sejuk. Ada juga WPAP yang berbentuk patung-patung tokoh-tokoh negara peserta Konferensi Asia Afrika dan juga tokoh-tokoh pemerintah Kota Bandung, seperti Ridwan Kamil dan lainnya.
Ada juga Plaza Air Mancur yang membuat semarak jalanan yang dulunya digunakan pusat loper Koran. Plaza air mancur ini akan lebih indah jika dilihat di malam hari. Air-air yang keluar akan berubah warna-warna sesuai cahaya yang berasal dari lampu pemancarnya.
Selain Plaza Air Mancur, ada juga kursi-kursi klasik yang sama dengan kursi yang berada di Jalan Asia Afrika. Kursi-kursi ini ditata rapi di di sepanjang jalan yang bisa dimanfaatkan oleh wisatawan yang ingin beristirahat. Lampu-lampu penerang jalan pun tidak lepas dari perhatian wajah baru Jalan Cikapundung Timur tersebut.
Dengan adanya fasilitas publik yang mempercantik kawasan ini, Pemerintah Kota Bandung pun berencana untuk menutup kawasan tersebut dari kendaraan bermotor. Kawasan ini nantinya hanya diperuntukan bagi para pejalan kaki dan wisatawan yang ingin menikmati wajah baru salah satu jalan bersejarah di Kota Bandung tersebut.
Jalan Braga
Sejak dulu, Jalan Braga memang dikenal sebagai kawasan kota tua di Bandung. Sejarahnya, jalan ini dulu menjadi pusat kota yang terkenal dikalangan para pendatang dari Eropa dan Belanda. Hingga saat ini, banyak wisatawan yang berkunjung dan tidak melewatkan untuk sekedar berjalan-jalan di kota tua Bandung tersebut.
Tidak ketinggalan, Jalan Braga ini juga ikut didandani dan memiliki wajah baru. Beberapa kali memang kawasan ini dilakukan renovasi, mulai dari trotoar jalan yang sempat tersendat pengerjaannya karena tidak sesuai jadwal, parkir elektronik yang menjadi suatu kemajuan dibidang transportasi, dan juga pengecetan bangunan-bangunan yang mengalami kerusakan karena kurang perawatan. Semua renovasi tersebut memang dilakukan untuk mempercantik kawasan di kota tua tersebut.
Hal tersebut tidak berhenti sampai disitu, tidak puas dengan renovasi yang dilakukan, pemkot Bandung juga menambahkan Tugu Braga yang terletak di dekat Gedung BJB Bandung. Tugu ini berisi tatanan huruf yang bertuliskan BRAGA dengan jenis huruf yang unik.
Banyak wisatawan yang menyempatkan diri untuk mengunjungi taman baru di Kota Bandung tersebut. Selain ingin menikmati nuansa baru di kawasan kota tua, taman ini juga dapat menjadi tujuan wisata menarik dan menjadi spot untuk berfoto yang tentunya sangat sayang dilewatkan.
Penasaran dengan perkembangan kawasan pusat Kota Bandung sekarang? Yu segera kunjungi Kota Bandung sekarang.