10 Wajah Baru Bandung sebagai Peringatan Konferensi Asia Afrika Ke-60

2 Likes Comment
Agenda Rutin Tahunan Konferensi Asia Afrika

Sebagai tuan rumah ke-60, Bandung tentunya menyuguhkan berbagai persiapan yang matang untuk menyambut para delagasi-delegasi yang hadir di acara internasional tersebut. Berbagai kegiatan dari mulai kepanitiaan hingga pengumpulan relawan di acara KAA ini dilakukan untuk memaksimalkan penerimaan para delegasi dari Negara-negara di Asia dan Afrika.

Di Bandung sendiri, ada banyak persiapan yang dilakukan untuk menyambut peringatan KAA tersebut. Bahkan, beberapa tempat dan kawasan dirombak dan dipercantik untuk membuat para tamu delegasi dari Negara-negara Asia Afrika nyaman dan senang ketika acara internasioanl itu berlangsung. Bahkan, beberapa tempat ini menjadi trend baru bagi warga Bandung untuk dijadikan tempat wisata yang selalu ramai dikunjungi, baik untuk sekadar melihat-lihat atau untuk berselfie ria.

Berikut ini beberapa tempat yang “didandani” untuk menyambut peringatan Konferensi Asia Afrika ke-60 di Bandung;

1. Jalan Asia Afrika Bandung

Sebagai kawasan yang menjadi pusat terselenggaranya Konferensi Asia Afrika, Jalan Asia Afrika Bandung tentunya ikut berbenah agar nampak cantik dan menarik di hadapan tamu-tamu negara KAA ke-60. Dan tentu saja, kawasan yang dulunya hanya dilalui banyak orang ini diubah menjadi kawasan yang menjadi trend baru warga Bandung untuk berkumpul atau sekadar berfoto-foto ria. Contohnya saja penambahan kursi –kursi dan pot-pot besar di trotoar jalan.

Dari trotoar Hotel Preanger hingga Pos Besar Polisi di Alun-alun Bandung kini di pasang kursi-kursi klasik bergaya Eropa yang menghiasi sekitaran trotar di Jalan Asia Afrika tersebut. Banyak warga yang ikut bersuka cita dengan adanya perubahan di kawasan kota tua Bandung ini. Bahkan, berfoto selfie dan kumpul di kursi-kursi klasik tersebut menjadi trend baru warga Bandung.

Selain kursi-kursi, di trotoar Jalan Asia Afrika juga terdapat pot-pot bunga besar yang berada di tengah kursi-kursi klasik ala Eropa. Pot-pot besar ini selain mempercantik tampilan, fungsi lainnya adalah untuk menambah penghijauan atau tanaman agar kawasan pusat kota tersebut tidaklah gersang. Hal ini dinilai sangat efektif oleh warga Bandung.

Jika sebelumnya kawasan kota tua Bandung ini dihiasi dengan lantai keramik, kini kawasan tersebut sudah mengganti lantainya dengan granit yang indah. Layaknya kota-kota tua di Eropa, kawasan Jalan Asia Afrika ini menjadi lebih asri dan nyaman untuk pejalan kaki. Tidak lupa juga lantai di kawasan ini juga diberi fasilitas untuk para tuna netra.

Lampu penerangan jalan pun tidak luput ditambaha untuk mempercantik kawasan tersebut. Lampu penerangan di kawasan Jalan Asia Afrika tidak luput dari pembenahan untuk Konferensi Asia Afrika. Lampu penerangan jalan ini dibuat dari besi yang diukir dan didesain bergaya klasik sama halnya kursi-kursi yang ada.

Jika dilihat secara keseluruhan, kursi, pot, dan lampu penerangan tersebut membuat kota tua di Bandung ini bernuansa Eropa.

2. Bola Dunia Di Alun-alun Bandung

Selain mempercantik kawasan Jalan Asia Afrika Bandung, pemerintah kota juga membuat sebuah tugu  bola dunia yang bertuliskan nama-nama negara peserta Asia Afrika. Letak tugu bola dunia ini tepat di Alun-alun Bandung. Untuk bola dunianya sendiri, bola yang terbuat dari tembaga tersebut dibuat di Solo, Jawa Tengah. Bola yang berukuran 3 meter ini dibangun di atas lantai bergranit dengan warna yang serasi.

3. Tugu Braga di Jalan Braga Bandung

Meskipun berada di belakang Gedung Merdeka, tempat Konferensi Asia Afrika, Jalan Braga tidak luput juga dipercantik untuk menyambut peringatan Konferensi Asia Afrika ke-60 di Bandung. Di kawasan Jalan Braga kini di bangun sebuah tugu huruf-huruf bertuliskan Braga berwarna merah dengan font yang unik danberbeda. Letak tugu Braga sendiri berada tepat di depan kantor Bank BJB Bandung. Hingga menjelang peringatan KAA ke-60, tugu Braga ini sudah banyak dikunjungi dan menjadi tempat wisata alternatif di Bandung.

4. Menara Jam KAA

Menara jam KAA merupakan menara baru sebagai pengganti Monumen Dasasila Bandung yang letaknya di Jalan Simpang Lima. Menara jam berwarna merah bata tersebut memiliki sembilan lapisan yang setiap sisinya bertuliskan nama-nama negara peserta KAA. Dan di puncak menaranya tersebut ada jarum jam ada di setiap sisinya juga.

5. Plaza Air Mancur Cikapundung Timur

Kawasan yang tidak luput dirombak dan dipercantik untuk peringatan Konferensi Asia Afrika ke-60 lainnya adalah Jalan Cikapundung Timur. Di Jalan Cikapundung Timur ini dibangun plaza air mancur yang berdiri di lokasi yang dulunya sebagai pusat loper Koran.

Tidak hanya itu, di Jalan Cikapundung Timur juga kini dilengkapi dengan penerangan jalan yang dibuat dari besi dengan bentuk tanaman merambat. Penerangan jalan ini didesain dengan warna hitam yang menambah suasana Eropa tercipta di Kota Bandung. Tidak ketinggalan juga lantai yang dulunya hanya aspal kini diubah menjadi lantai granit yang tentunya membuat nyaman pengunjung ketika berjalan kaki di sekitaran lokasi tersebut.

Ridwan Kamil selaku walikota sekaligus arsitektur mengaku ingin membangun kawasan tersebut seperti halnya kawasan Eropa. Nantinya, kawasan tersebut akan bebas dari kendaraan bermotor, sehingga ramah lingkungan dan menjadi ruang publik yang meyenangkan.

6. Jalan Pedestrian Dalem Kaum

Lokasi lain yang ikut pembenahan adalah Jalan Dalem Kaum. Lokasinya yang berdekatan dengan Masjid Agung Bandung juga ikut dibenahi dengan mengganti jalanan aspalnya dengan jalan pedestrian. Jalur pedestrian Dalem Kaum tersebut dibuat berpola berlapis beton. Selain itu, trotoar jalan yang sebelumnya terbuat dari aspal pun diganti dengan lantai granit yang tentunya membuat pejalan kaki nyaman berjalan-jalan.

7. Hiasan Payung Warna-warni

Begitu semaraknya gelaran Konferensi Asia-Afrika ke-60 memang membuat Bandung seolah membenahi diri di setiap wilayahnya, tidak terkecuali di kawasan Jalan Otto Iskandardinata. Di kawasan ini ribuan payung warna-warni menghiasi langit-langit di sepanjang jalan raya.

Bagi warga Bandung, tentu ingat dengan gelaran mingguan Braga Culinary Night yang juga pernah menggunakan hiasan payung berwarna merah, kuning, dan biru ini sebagai hiasan langitnya. Hal ini juga nampak di seputaran Jalan Otto Iskandardinata tersebut. Selain mempercantik jalanan, payung warna-warni ini menambah semarak perayaan KAA ke-60 tersebut.

8. Monumen Dasasila Bandung

Sebagai monumen yang dibuat pada tahun 1984 karya Sunaryo ini merupakan monumen yang melambangkan Bandung sebagai kota kembang, kota budaya, dan kota KAA. Dulunya, lokasi Monumen Dasasila ini terletak di tengah Jalan Simpang Lima. Namun, untuk menyambut perayaan Konferensi Asia Afrika ke-60, monumen tersebut berpindah lokasi ke samping Gedung Merdeka.

9. WPAP Di Jalan Cikapundung

Sebagai ruas jalan yang berada tepat disamping Gedung Merdeka, pada peringatan KAA ke-60 di Bandung, ruas Jalan Cikapundung akan ditutup bagi kendaraan bermotor. Sebagai gantinya, ruas jalan tersebut akan dihiasi dengan WPAP atau Wheda Pop Art Potrait, yaitu karya seni grafis dalam bentuk kotak-kotak. Bidang kotak kubus ini disetiap sisinya digambar tokoh-tokoh Asia Afrika dengan ciri khas WPAP yang kebanyakan menggunakan teknik garis tegak dan berwarna-warni.

10. Bola Batu

Elemen lain yang turut menghiasi wajah Bandung di peringatan Konferensi Asia Afrika ke-60 adalah bola batu. Bola batu yang tersebar diseputaran Jalan Asia Afrika, khususnya disekeliling Gedung Merdeka merupakan elemen pertama yang dibuat untuk menyambut KAA di Bandung. Batu bola ini memuat nama-nama negara di Asia dan Afrika. Bola batu yang dibuat dari jenis basalto ini dibuat langsung di Padalarang Bandung. Setiap batu berdiameter 60 cm yang tentunya menambah cantik kawasan KAA tersebut.

Penasaran dengan pemandangan Bandung sekarang ini? Yuk bersama jaga dan lestarikan kecantikan Kota Bandung sebagai Parisj Van Java tersebut.

You might like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *