Benarkah Ada Hantu di Taman Maluku Bandung?

1 Like Comment
Taman Maluku Bandung

Kisah hantu di Taman Maluku Bandung, kiranya menjadi kisah yang unik untuk dibahas. betapa tidak, di tengah kemodernan ini, pandangan masyarakat tentang hantu masih lebih besar dari pada rasionalitas. Hal itu kiranya wajar, mengingat dalam agama apa pun, hantu atau makhluk gaib akan selalu dianggap sebagai bagian dari kepercayaan. Hal inilah yang menyebabkan hantu bisa dianggap sebagai rasionalitas tersendiri jika dihubungkan dengan keagamaan.

Namun demikian, kita tidak akan membahas perkara hantu secara mendetil. Untuk itu, hantu dalam bahasan ini akan selalu dianggap sebagai mitos, bukan bagian dari rasionalitas.

Berkaitan dengan Taman Maluku Bandung, cerita hantu mungkin akan selalu dihubungkan dengan keberadaan patung di taman ini. Konon, patung ini adalah patung Pastor H.C. Verbraak yang hidup di tahun 1835-1918. Beberapa menyebutkan bahwa Pastor Verbaak meninggal ini karena pesawat yang ditumpanginya jatuh tepat di tempat berdirinya patung ini. Benarkah seperti itu?

Pria kelahiran Rotterdam ini, kemudian mendedikasikan dirinya sebagai missionaris untuk wilayah Hindia-Belanda di usianya yang ke-27. Pada tanggal15 Oktober 1872, untuk pertama kalinya ia datang ke Indonesia dan menyebarkan agama Kristen di daerah Padang. Setelah dari Padang, beliau melanjutkan misinya ke wilayah Aceh.

Di Aceh, tepatnya pada tahun 1977, pemerintah Belanda memberikan sebidang tanah yang kini dikenal dengan nama Pante Pirak. Untuk tempat pelayanan, para tentara Belanda kemudian mendirikan kapel yang terbuat dari kayu. Keberadaan kapel ini tidak terlalu lama, sebab lokasi berada di daerah rawan banjir.

Karenanya, para tentara Belanda kemudian mendirikan tempat yang lebih layak berupa gereja. Kelak, gereja yang didirikan ini menjadi gereja pertama di Aceh. Di aceh juga ia menetap selama 33 tahun sebelum akhirnya  dan mengakhiri masa pengabdiannya sebagai pastor dan missionaris. Di akhir masa pengabdiannya, beliau menetap di Kota Magelang, jawa Tengah. Di kota ini juga Pastor Verbaak mengakhiri hidupnya.

Semasa hidupnya, beliau dikenal sebagai orang yang peduli pada kemanusiaan. Membantu korban perang baik dari bangsanya, mau pun bangsa pribumi. Atas kepeduliannya tersebut, beliau dikenal sebagai orang yang dekat dengan masyarakat dan dicintai oleh semua orang.
Untuk menghormati jasanya tersebut, The Dutch East Indian Army membangun monumen berupa patung berwujud dirinya di kota Bandung, tepatnya di taman Maluku yang dulu dikenal sebagai Moluken Park.

Ironisnya, pendirian patung ini justru berdampak pada lahirnya mitos hantu Pastur Verbaak yang berkembang dari masa ke masa. Namun, di sisi lain, keberadaan mitos hantu di Taman Maluku Bandung ini, justru bisa dianggap sebagai kearifan ekologi. Betapa tidak, suka atau tidak suka, mitos hantu justru menjadi invisible hand dalam perawatan dan kelestarian Taman Maluku hingga saat ini.

You might like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *