Kopi merupakan minuman yang bisa menyatukan seluruh lapiran masyarakat. Kopi juga kini tidak hanya dekat dengan kalangan pria. Muda-mudi hingga wanita pun kini lebih banyak menikmati secangkir kopi yang banyak dijajakan di kedai-kedai atau kafe yang menjadi tempat untuk nongkrongnya. Banyak juga sajian kopi yang menarik untuk dicoba, salah satunya adalah kopi luwak.
Kopi luwak terbuat dari biji kopi yang diambil dari sisa kotoran musang atau yang sering disebut luwak ini memiliki banyak penggemar di seluruh dunia. Kopi luwak juga diyakini memiliki rasa yang berbeda dari jenis kopi lainnya. Hal ini dikarenakan, kopi luwak sudah melewati proses enzimatisasi di dalam perut luwak. Dan kini, Anda bisa menikmati jenis kopi tersebut di Kopi Luwak Cikole Kabupaten Bandung Barat.
Di Indonesia, kopi luwak baru terkenal beberapa tahun belakangan. Padahal, kopi luwak di Indonesia sendiri sudah ada sejak jaman tanam paksa diabad ke 19. Saat itu penanaman kopi dan teh di Indonesia sedang gencar-gencarnya dilakukan, termasuk di wilayah Bandung. perkebunan kopi dan teh di wkota berjuluk Paris Van Java ini tersebar dibeberapa daerah, salah satunya di Lembang Kabupaten Bandung Barat.
Kopi luwak dianggap memiliki kandungan yang ramah atau aman bagi tubuh. Kandungan lemak, kafein, protein, dan asam yang minim di kopi luwak ini dipercaya aman dikonsumsi oleh penderita maagh, penyakit jantung, hingga penderita hipertensi. Itulah sebabnya, eksistensi kopi luwak semakin hari semakin meningkat dikalangan penikmat kopi dewasa ini.
Di Kopi Luwak Cikole sendiri, pengunjung yang datang tidak hanya bisa menikmati sajian kopi luwaknya yang khas. Di sini, pengunjung juga bisa melihat dan mengenal bagaimana hewan luwak ini tumbuh dan berkembangbiak. Tempat ini juga menjadi pusat penangkaran hewan luwak, sehingga populasi luwak tidak punah dan tidak tereksploitasi. Tidak hanya itu, tempat penangkaran ini juga dijadikan model percontohan bagaimana proses pembuatan kopi luwak yang baik dan benar.
Lebih dari 200 ekor luwak jenis pandan ditangkarkan di Kopi Luwak kawasan Bandung Barat tersebut. Semua luwak disini diberi perawatan khusus untuk bisa menghasilkan kualitas kopi luwak yang terbaik. Untuk menjaga sistem pencernaan dan kesehatan luwak, hewan penghasil biji kopi luwak tersebut diberi makan papaya dan pisang setiap harinya. Sebagai bahan makanan tambahan, luwak-luwak disini juga diberi telur, madu, dan belut. Sedangkan untuk buah kopi hanya diberikan sebagai camilan luwak dalam dua kali dalam seminggu.
Setelah dikonsumsi, biji kopi yang telah dicerna dalam sistem pencernaan oleh luwak akan diproses dan keluar bersama feses. Biji kopi yang keluar bersama feses luwak harus segera dicuci dengan air mengalir hingga benar-benar bersih. Biji kopi yang sudah bersih, langsung dijemur dibawah terik matahari. Proses pengeringan dengan sistem Sun Drying (pengeringan dengan matahari) ini memakan waktu kurang lebih 14 hari.
Tidak sampai disitu, proses pembuatan kopi luwak juga terus dilakukan dengan melakukan sortir. Penyortiran ini dilakukan dengan memisahkan biji kopi dikupas dengan kopi beras atau kulit tanduk kopi. Penyortiran ini dilakukan dengan cara manual. Prosesnya sendiri membutuhkan ketelitian dan ketekunan agar dapat menghasilkan biji kopi terbaik.
Penyortiran biji kopi ini juga berfungsi untuk memilih biji kopi dari luwak jantan dan biji kopi dari luwak betina. Biji kopi dari luwak jantan biasanya berbentuk bundar dan datar. Sedangkan biji kopi yang dihasilkan dari luwak betina cenderung melengkung bentuknya. Yang membedakan dari biji kopi dari luwak jantan dan betina adalah kandungan nutrisinya. Kandungan nutrisi dari luwak jantan lebih tinggi dibanding biji kopi dari luwak betina. Tidak heran, jika rasa dan aroma dari biji kopi hasil luwak jantan lebih kuat dibandung biji kopi dari luwak betina.
Setelah melewati proses penyortiran dan terpilihlah biji kopi luwak terbaik maka proses selanjutnya adalah roasting atau penyangraian. Kopi luwak terbaik disangrai hingga mengeluarkan aroma yang khas serta berwarna kecoklatan. Setelah roasting, proses pembuatan kopi luwak selanjutnya adalah penggilingan atau grinder. Proses pengilingan ini merupakan proses terakhir yang selanjutnya dapat Anda seduh dan nikmati.
Dalam perkembangannya, Kopi Luwak Cikole ini tidak memproduksi kopi luwak dalam skala luas. Hal ini dikarenakan pengelola tidak mengeksploitasi luwak-luwak yang ada. Luwak-luwak disini hanya ditangkarkan hingga mencapai usia 7 tahun dan setelahnya akan dikembalikan lagi ke alam bebas.
Keunikan dan rasa khas dari kopi luwak yang diproduksi langsung di tempat ini membuat banyak pengunjung tidak pernah bosan datang ke tempat ini. Bahkan, tidak jarang wisatawan asing mencicipi dan melihat langsung proses pembuatan kopi luwak, dari mulai pencucian, penyortiran, penggilingan, hingga penyajian kopi luwak khas Cikole ini.
Untuk bisa mencicipi kenikmatan dari kopi luwak khas Cikole ini, pengunjung diharuskan merogoh kocek Rp 50.000. Sedangkan untuk bisa mendapatkan kopi luwak seberat 100 gram per box, pengelola menjualnya dengan harga Rp 300.000. Bagi Anda yang ingin melihat penangkaran luwak dan proses pembuatan kopi luwak, tempat yang berlokasi di Jl. Nyalindung No. 9 Kampung Babakan Desa Cikole Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, telp. 0811220264 atau 087825079571.
Baca juga : Pantai Santolo Garut – Pantai Cantik Dijamin Tidak Bikin Cemberut!