Nonton bareng, mungkin menjadi hal yang biasa bagi para penggila bola atau dilakukan pada even-even tertentu. Namun bagaimana jika kegiatan ini dijadikan suatu kewajiban? Setidaknya kewajiban untuk aparatur pemerintahan setingkat desa atau kelurahan.
Hal ini sepertinya bukan sekadar wacana, namun diperintahkan langsung oleh Walikota Bandung yang menjabat saat ini, Ridwan Kamil. Setelah sukses dengan cullinarry night untuk meningkatkan indeks kebahagiaan di tingkat kecamatan. Kali ini Ridwan Kamil mewajibkan semua kelurahan untuk menggelar nonton bareng. Dengan demikian, indeks kebahagiaan diharapkan bisa dialami higga ke lapisan masyarakat di tingkat pemerintahan paling bawah sekali pun.
Pelaksanaan
Menurut beliau, kegiatan ini setidaknya bisa dilakukan seminggu sekali. Tak harus memakan biaya banyak untuk kegiatan ini, cukup dengan infocus dan layar lebar. Dengan demikian, tidak perlu banyak menguras dana dan energi.
Perihal acara yang ditonton, akan lebih baik jika acara tersebut merupakan acara yang paling diminati warga Bandung. Terutama, saat pertandingan PERSIB digelar. Saran dari Wali Kota ini sepertinya memang sangat masuk akal. Selain diharapkan mampu meningkatkan indeks kebahagiaan, ikatan tali silaturahmi antar warga pun tentunya akan meningkat. Seseorang yang tadinya mungkin hanya mengenal wajah, bisa mengenal orang-orang di sekitarnya jauh lebih dekat. Itulah salah satu tujuan nonton bareng tersebut.
Terutama saat pertandingan PERSIB yang nyatanya banyak warga yang tak bisa menonton secara langsung di lapangan. Hal ini mungkin akan menumbuhkan kekecewaan, melalui kegiatan ini, kekecewaan tersebut mungkin bisa diminimalisir. Di sisi lain, kegiatan nonton PERSIB secara bersama-sama, sangat mungkin untuk meredam kemacetan.
Seperti diketahui, ketika PERSIB main di kandang, hal itu selalu berdampak langsung pada kemacetan. Belum lagi ulah-ulah dari penonton tak bertanggung jawab yang sering melampiaskan histeria, kegembiraan atau kekesalannya di luar lapangan. Hal tersebut tentu saja berefek pada kerisauan pengguna jalan lainnya.
Di luar pertandingan PERSIB, Ridwan Kamil menyarankan bahwa waktu yang tepat untuk kegiatan ini adalah sabtu malam atau malam minggu. Dilihat dari segi kebiasaan masyarakat setempat, terutama pemuda. Malam minggu memang selalu dijadikan waktu untuk nongkrong.
Beberapa lokasi yang dijadikan tempat nongkrong, kerap menimbulkan banyak masalah, terutama yang berhubungan dengan keamanan. Dengan demikian, kegiatan nonton bareng diharapkan juga mampu mengatasi beragam masalah yang diakibatkan oleh kegiatan yang dianggap tidak penting. Informasi Bandung terbaru ini, kiranya memang masuk akal dan memberikan dampak positif jika dilihat dari sudut pandang mana pun.