Biodigester, Solusi Bandung Bebas Sampah Secepatnya

46 Likes Comment
Biodigester

Bandung bebas sampah atau Bandung zero waste adalah satu dari sekian banyak slogan yang dikampanyekan pemimpin Bandung saat ini, Ridwan Kamil. Kampanye tersebut tentu saja disambut oleh warga Bandung dengan munculnya beragam komunitas ‘hijau’.

Sebagai kampanye positif, hal tersebut tentunya tidak akan berjalan dengan lancar tanpa adanya aksi, baik aksi secara langsung maupun terobosan berupa kebijakan. Berita baiknya, walikota Bandung saat ini melakukan terobosan nyata pada hari senin 20 Oktober 2014 kemarin melalui peresmian biodigester.

Secara sederhana, biodigester adalah alat pengolah sampah organik melalui proses anaerob dengan output gas, listrik, pupuk cair dan kompos. Dengan demikian, selain mampu mengurangi sampah organik dan sampah rumah tangga, alat ini berfungsi juga sebagai alat penghasil energi.

Ada pun energi utama yang dihasilkan adalah gas metan yang saat ini masih peruntukkannya masih sebatas penggerak mesin diesel, terutama genset yang mampu menghasilkan listrik. Sementara gas, bisa digunakan untuk keperluan rumah tangga.

Yang lebih menarik, listrik yang dihasilkan melalui genset tersebut dalam waktu yang dekat akan disimpan dalam powerbank hybrid. Dengan demikian, jumlah pasokan listrik akan semakin banyak dan bisa diperuntukkan untuk kepentingan lain. Inilah yang kemudian akan membantu program Bandung bebas sampah.

Peresmian biodigester di kelurahan Babakan Surabaya, Kecamatan Kiara Condong kemarin, digadang-gadang merupakan teknologi yang mampu menghiasi wajah Bandung di masa depan. Beragam manfaat yang berkaitan dengan kesejahteraan pun bisa didapat melalui alat ini.

Sebagai alat yang berskala berskala kelurahan, daya tampung biodigester ini memang tak sebanyak TPS atau TPA, sebab hanya mampu menampung 5 kubik sampah per hari. Namun demikian, menurut rencana, pemerintah kota telah menganggarkan APBD untuk pengadaan biodigester.

Sehingga dalam waktu yang dekat, 151 kelurahan akan menggunakan biodigester ini sebagai alteternatif lain bagi pengolahan sampah di Bandung. Bukan tak mungkin alat ini menjadi alat utama pengolahan sampah di Bandung, mengingat biodigester ini bisa juga menampung sampah anorganik.

Yang lebih penting dari semua itu, biodigester merupakan teknologi ramah lingkungan yang berkelanjutan. Karenanya wajar, jika biodigester ini dianggap mampu menopang kesejahteraan melalui output yang dihasilkannya.

Terlebih jika setiap kelurahan mau dan mampu menambah biodigester secara mandiri untuk tingkat RW, setidaknya untuk mewujudkan Bandung bebas sampah. Lalu, kapan setiap kelurahan bisa memiliki biodigester ini? Kita tunggu saja jawabannya dalam beberapa waktu ke depan.

You might like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *