Banyak pahlawan dan orang yang memulai kiprahnya di Bandung. Soekarno merupakan salah seorang pemimpin bangsa yang memulai kiprah pergerakan di Bandung. Selain beliau, tentu banyak pahlawan lain yang asli Sunda dan dikenang hingga saat ini. Bahkan ada nama-nama orang besar itu yang diabadikan menjadi nama bangunan atau nama jalan di Bandung.
5 Pahlawan yang Diabarikan Menjadi Nama Jalan di Bandung
Berikut ini lima pahlawan Jawa Barat yang namanya diabadikan menjadi nama jalan di Kota Bandung.
1. Mohammad Toha
Mohammad Toha lahir di Bandung pada tahun 1927. Beliau merupakan seorang komandan dari Barisan Rakjat Indonesia. Kelompok ini merupakan pejuang yang berperang pada masa Perang Kemerdekaan Indonesia. Salah satu peristiwa yang membuat nama Mohammad Toha dikenang adalah peristiwa Bandung Lautan Api. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 24 Maret 1946.
Mohammad Toha gugur dalam kebakaran saat misi penghancuran sebuah gudang amunisi milik Tentara Sekutu. Peristiwa ini dimulai dari ultimatum Sekutu bahwa pejuang Indonesia harus mengosongkan Kota Bandung. Pejuang kemudian membakar Kota Bandung agar tidak bisa dipakai oleh tentara Sekutu. Dalam peristiwa inilah lagu Halo-Halo Bandung diteriakkan secara heroik sebagai janji pejuang merebut kembali Bandung dari cengkeraman Sekutu. Dan dengan peristiwa ini juga Mohammad Toha dijadikan sebagai nama jalan di Bandung.
2. Dewi Sartika
Dewi Sartika merupakan pejuang wanita yang secara nyata bertindak memperjuangkan kaumnya. Beliau berasal dari keluarga ningrat Sunda. Dewi Sartika lahir pada tanggal 4 Desember 1884 di Bandung. Beliau dididik dalam sekolah Belanda. Hal ini merupakan sesuatu yang mengejutkan karena dianggap tidak sesuai adat.
Pada tahun 1902, Dewi Sartika sudah merintis pendidikan bagi kaum wanita. Beberapa materi yang diajarkan waktu itu adalah membaca dan menulis. Pendidikan memang merupakan gerbang untuk mendobrak keterbelakangan kaum wanita pribumi era itu. Nama Dewi Sartika diabadikan menjadi nama jalan di Bandung seputar kawasan Alun-Alun kota.
3. Ir. Haji Juanda
Ir. R. Djoeanda Kartawidjaja, atau lebih dikenal dengan nama Ir. Haji Juanda lahir pada tanggal 14 Januri 1911 di Tasikmalaya. Namanya diabarikan menjadi nama bandar udara di Surabaya dan juga menjadi nama jalan di kawasan Dago, Bandung. Juanda merupakan Perdana Menteri Indonesia terakhir yang dimiliki Indonesia. Salah satu sumbangan penting dari Beliau adalah Deklarasi Djuanda pada tahun 1957.
Deklarasi menyatakan bahwa laut Indonesia, termasuk laut sekitar, dan segala kepulauan di dalamnya merupakan wilayah kesatuan Negara Kestuan Republik Indonesia. Indonesia kemudian diakui sebagai negara kepulauan oleh Uniter Nations Convention on Law of The Sea. Selain hal itu, Juanda juga berperan dalam memimpin para pemura mengambil alih Jawatan Kereta Api dari kekuasaan Jepang.
Sebelum menjadi Perdana Menteri, beliau diangkat juga menjadi Menteri Perhubungan, Menteri Perairan, Menteri Kemakmuran, Keuangan, dan Pertahanan. Beliay juga berperan sebagai Ketua Pantia Ekonomi dan Keuangan pada Konferensi Meja Bundar. Pada Konferensi ini, Belanda mengakui kedaulatan Indonesia dengan sejumlah syarat. Dengan begitu, nama salah satu orang besar di Indonesia ini dijadikan sebagai nama jalan di Bandung.
4. Otto Iskandar Dinata
Otto Iskandar Dinata merupakan putra Bandung yang lahir di Bojong Soang pada tanggal 31 Maret 1897. Otto menempuh pendidikan di Kweekschool Onderbouw Bandung. Beliau sempat menjadi guru Hollandsch-Inlandsche School (HIS) di Banjarnegara. Dia kemudian pindah ke Bandung dan mengajar HIS serta perkumpulan Perguruan Rakyat.
Beliau sempat menjadi pemimpin surat kabar Tjahaja dan anggota BPUPKI serta PPKI. Otto menjadi Menteri Negara pertama Indonesia. Otto menjadi korban penculikan dari kelompok laskar pribumi yang tidak puas dengan kepemimpinannya dan hilang, diperkirakan Beliau gugur di Banten. Nama Otto Iskandar Dinata diabadikan menjadi nama jalan di kawasan pertokoan di pusat kota Bandung.
5. R.E. Martadinata
R.E. Martadinata lahir di Bandung pada tanggal 29 Maret 1921. Dia merupakan Panglima Angkatan Laut pada saat peristiwa G. 30. S terjadi. Dia termasuk pemimpin yang berperan dalam penumpasan anggota Partai Komunis Indonesia pada saat itu. Belaiu tewas saat helikopter yang ditumpanginya menabrak bukit pada tahun 1966. Namanya diabadikan menjadi salah satu nama jalan di utara Kota Bandung.
Itulah lima nama pahlawan yang tindakannya selalu dikenang hingga saat ini. Atas berbagai perannya dalam perjuangan bangsa, nama mereka diabadikan menjadi nama jalan di Bandung.