Hampir sebagian besar orang menanggap bahwa masjid agung Kota Bandung adalah masjid yang berada di kawasan Alun-alun Bandung. Padahal masjid agung Kota Bandung sebenarnya adalah Masjid Agung Al-Ukhuwwah yang ada di Jalan Wastukencana.
Pada awal berdirinya, masjid Al-Ukhuwwah ini merupakan bangunan yang terbengkalai. Kemudian ditahun 1996, pemerintah Kota Bandung berinisiatif membangun kembali masjid tersebut. Hal ini di dorong karena para PNS Pemkot Bandung tidak memiliki tempat untuk melaksanakan shalat jumat dan shalat berjamaah.
Dana pembangunan masjid sendiri berasal dari dana APBD Pemprov Jabar dan Pemkot Bandung. Berbagai nama untuk masjid kala itu telah banyak diajukan oleh semua pihak. Namun, walikota Bandung yang pada saat itu menjabat (Wahyu Hamijaya) memilih nama Masjid Al-Ukhuwwah yang berarti persaudaraan.
Arsitektur masjid dirancang oleh seorang arsitek ITB, Keulman Mas Eman. Jika pada umumnya lantai masjid terbuat dari keramik, Masjid Al-Ukhuwwah ini jutsru menggunakan kayu parkit yang nampak berkilat dan selalu bersih. Kayu yang digunakan pun tidak main-main. Kayu yang digunakan ini kayu khas asli Jawa Barat.
Keunikan pada desain interior masjid ini terlihat di aula utama. Pada aula utama, masjid ini tidak memiliki tiang penyangga yang lazimnya terdapat di hampir semua masjid di Bandung lainnya. Ketidakadaan tiang penyangga ini bukan sekadar desain interior saja. Tidak adanya tiang penyangga di aula utama Masjid Al-Ukhuwwah ini bertujuan agar pada pelaksanaan sholat berjamaah, jamaah tidak akan terpisah dan tidak ada sekat pemisah. Hal ini dapat bertujuan agar shalat bisa dilaksanakan secara khusyu. Tiang penyangga sendiri hanya ada di tepi bangunan untuk menyangga bangunan lantai dua.
Rumah ibadah milik pemkot ini memiliki atap limas, layaknya bangunan rumah khas Nusantara. Desain limas pada bangunan masjid ini juga bertujuan untuk menyerasikan atap bangunan masjid dengan bangunan-bangunan heritage di Bandung lainnya. Atap Masjid Al-Ukhuwwah ini juga dilengkapi dengan tusuk sate untuk mempertegas keberadaannya di Kota Bandung.
Salah satu kebesaran yang ada pada Masjid Al-Ukhuwwah ini adalah rangka besi yang monumental. Ide rakitan rangka besi ini berasal dari Jerman. Meskipun begitu, pembuatan rangka besi tersebut dibuat di tanah air. Bukan hanya sekadar hiasan, rangka besi ini ternyata memiliki fungsi yang cukup penting.
Rangka besi yang berada tepat ditengah langit-langit bangunan ini berfungsi sebagai pengikat konstruksi masjid yang minim akan tiang penyangga. Selain itu, ada juga kebesaran masjid yang terlihat pada selimut atap berbentuk bintang yang diimport langsung dari Itali. Bagian depan aula utama didesain atraktif dengan dicat dengan warna hijau dan dihiasi dengan ayat-ayat suci Al-Quran. Ayat-ayat tersebut dimaksudkan untuk mengingatkan jamaah agar selalu bertaqwa, beribadah, bertasbih, dan beriman kepada Allah Swt.
Mihrab masjid didesain dengan sangat megah ala Timur Tengah. Dinding mihrab terbuat dari batu marmer dilengkapi undakan yang menjorok ke dalam. Diujung undakan terdapat sebuah lempengan berwarna emas yang berisikan lafazd Surat Al-Fatihah. Lempengan ems bertuliskan surat Al-Fatihah ini menjadi poros utama dari mihrab.
Masjid juga nampak megah dengan keberadaan lampu utama di aula tengah. Arsitektur lampu gantung inilah yang menarik wisatawan untuk berkunjung ke Masjid Agung Al-Ukhuwwah. Lampu gantung yang artistik ini merupakan hasil karya seniman ternama Sunaryo.
Bangunan seluas 1.300 meter persegi ini dilengkapi dengan ruang ibadah di lantai dua. Ruang ibadah di lantai dua ini akan dibuka jika kapasitas lantai satu penuh oleh jamaah. Di ruangan ini, sinar matahari banyak menerangi sisi-sisi ruangan lantai dua yang masuk melalui cela-cela jendela dari kaca.
Jamaah di lantai dua akan disapa oleh indahnya interior dari kaca granit. Ditmbah lagi dengan ornamen asmaul husna yang terukir jelas dan indah di atas ruangan. Kecantikan interior lantai dua ini pun terlihat lengkap dengan adanya dinding kayu jati yang terletak di tengah ruangan.
Selain itu, Masjid Al-Ukhuwwah ini juga menaruh perhatian lebih pada jamaah yang ingin mendalami Al-Quran. Hampir disetiap sudut masjid jamaah bisa dengan mudah menemukan Al-Quran. Tidak heran jika banyak jamaah yang bertadarus disini.
Jika waktu shalat tiba, para jamaah segera memenuhi aula utama masjid. Tempat ibadah yang berkapasitas 3.500 orang ini menjadi langganan tempat ibadah bagi PNS yang bekerja di Balai Kota yang letaknya berada di seberang masjid. Meskip demikian, masyarakat umum yang beribadah di masjid ini pun tidak kalah banyak.
Selain menjadi tempat ibadah, masjid juga banyak dijadikan sebagai destinasi wisata religi di Kota Bandung. Banyak wisatawan, baik lokal maupun asing berdatangan ke Masjid Al-Ukhuwwah. Kebanyakan wisatawan yang datang ke masjid ini berasal dari Negeri Jiran, Malaysia.
Lokasi masjid yang berada di pusat kota serta bangunan yang megah dan artistik selalu menjadi magnet bagi wisatawan untuk berkunjung kesini. Meskipun awal berdirinya bertujuan untuk mengakomodir para PNS untuk melaksanakan ibadah sholat, namun nyatanya tempat ibadah yang satu ini banyak dimanfaatkan oleh masyarakat umum.
Bagi Anda yang penasaran dengan kemegahan Masjid Agung Al-Ukhuwwah, segara kunjungi di Jl. Wastukencana No. 27, Bandung.
Baca juga : Tujuan Wisata Bandung yang Tak Pernah Bosan Diburu Oleh Wisatawan
Weh weh…cakep pisan masjid nya.
Jadi kepengen ibadah disana, sekalian gogoleran hehe…
hahahha, boleh boleh Alris .. Adem pisan emang disana 🙂
Subhanalloh…..