Pendangkalan Sungai Citarum dan Potensi Banjir di Bandung Selatan

2 Likes Comment
Sungai Citarum

Pendangkalan Sungai Citarum kian hari kian mengkhawatirkan. Sungai Citarum sebagai sungai terbesar di Jawa Barat yang melintasi Bandung tentunya memiliki debet air yang sangat besar. Di satu sisi debet air seperti ini merupakan potensi positif, terbukti dengan adanya waduk-waduk pembangkit listrik yang memanfaatkan Citarum. Di sisi lain, potensi negatif yang membahayakan kesejahteraan dan keselamatan penduduk terlihat semakin besar.

Besarnya potensi negatif ini, bisa dilihat secara langsung melalui pendangkalan sungai terutama di wilayah Bale Endah, dan Dayeuh Kolot, Bandung Selatan. Di wilayah ini, kita bisa melihat tepian sungai yang kering, seolah menjadi semenanjung. Beberapa tepian sungai, bahkan dimanfaatkan warga sebagai lahan pertanian sementara. Hal ini wajar, mengingat lahan kering yang pada dasarnya endapan sungai tersebut merupakan lahan yang subur untuk bercocok tanam.

Pendangkalan Sungai

Pendangkalan sungai Citarum pada dasarnya terjadi karena aliran sungai membawa endapan lumpur dan sampah. Endapan dan sampah tersebut kemudian berkumpul di satu tempat dan memadat. Padatan inilah yang lebih banyak menyebabkan pendangkalan daerah aliran sungai Citarum.

Di musim kemarau, padatan seperti ini mungkin sama sekali tak membahayakan. Namun, di musim penghujan, padatan seperti ini menyimpan potensi besar untuk terjadinya bahaya banjir. Alasannya jelas, padatan atau pendangkalan akan membuat daya tampung sungai menjadi berkurang. Hasilnya, sungai yang tak sanggup lagi menampung air hujan akan meluap. Liuapan sungai inilah yang kemudian diperkarakan sebagai bencana banjir.

Alih Fungsi Lahan

Selain padatan sungai atau pendangkalan sungai Citarum, alih fungsi lahan dikatakan juga sebagai faktor yang memperburuk keadaan. Alih fungsi lahan merupakan hal yang serius sebab berkaitan langsung dengan kondisi lingkungan. Dengan kata lain, alih fungsi lahan menyangkut banyak faktor yang berkaitan dengan wilayah-wilayah yang tak hanya berada di DAS Citarum.

Satu dari sekian banyak masalah penting yang bisa disoroti dalam alih fungsi lahan adalah berkurangnya hutan-hutan yang berfungsi sebagai resapan. Semisal, rusaknya hutan di hulu sungai, rusaknya hutan di sepanjang DAS citarum dan seterusnya. Ironisnya, kerusakan hutan ini lebih banyak diakibatkan oleh pembangunan yang tak berwawasan lingkungan.

Lebih dari itu, kerusakan hutan yang seharusnya menjadi wilayah resapan air, ternyata berakibat langsung terhadap pendangkalan sungai Citarum. Tak dipungkiri lagi jika kerusakan hutan mengakibatkan sungai Citarum akan semakin banyak menampung dan membawa endapan lumpur dan tanah. Karenanya, kesadaran masyarakat terhadap lingkungan kiranya menjadi faktor yang tak kalah penting dalam penanganan Banjir di Citarum.

You might like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *