Banyaknya Pilihan Wisata Kuliner Bandung Dago

61 Likes Comment
Wisata Kuliner Bandung Dago

Berbicara tentang wisata kuliner Bandung Dago, sepertinya memang tak pernah ada habisnya. Semua kuliner bisa didapat dengan sangat mudah di wilayah yang satu ini. Mulai dari jajanan, kuliner berkelas hingga kuliner yang aneh-aneh, semua ada di Dago.

Keragaman kuliner di wilayah Dago, tentu berkaitan dengan kunjungan wisata yang sangat tinggi di wilayah Bandung kota ini. Bukan hanya wisata, wilayah Dago pun terenal sebagai wilayah komersil, pendidikan dan pekantoran terbesar di kota Bandung. Dengan karakteristik seperti ini, wajar kiranya jika Dago menjadi wilayah tersibuk di kota Bandung.

Sebagai wilayah tersibuk, kemunculan tempat makan tentunya menjadi prioritas utama. Bagaimana pun, kesibukan akan sangat berkaitan dengan pemenuhan energi, karenanya, sarana pemenuhan energi yang cepat, mudah dan murah adalah sesuatu yang mutlak di wilayah-wilayah yang sibuk. Dengan demikian wajar kiranya jika di wilayah Dago akan mudah sekali ditemui tempat-tempat makan.

Berkaitan dengan wisata kuliner Bandung Dago, mudahnya menemukan tempat makan seperti ini tentu akan dianggap sebagai hal yang sama, yaitu kemudahan dalam pemenuhan energi. Namun, seiring dengan perkembangan wisata, banyak, mudah dan beragamnya tempat kuliner ini perlahan berubah menjadi fenomena baru dalam kegiatan wisata.

Fenomena seperti ini, memang lebih berkaitan dengan keragaman kuliner di wilayah dago. Sementara keragaman selalu memilki makna yang dekat dengan keunikan. Singkatnya, keragaman atau keunikan kuliner di wilayah ini merupakan karakteristik utama yang menghasilkan daya tarik wisata di Bandung, khususnya Dago.

Dilihat dari sejarah perkembangannya, Wisata kuliner Badung Dago ternyata memiliki daya tarik lain untuk dibahas. Di era 90’an yang bisa juga dikatakan era paling penting dalam perkembangan Bandung sebagai kota Wisata, kehadiran kuliner di Dago ditandai dengan menjamurnya kuliner pinggir jalan.

Hal ini berkaitan dengan gaya hidup pemuda di era tersebut yang lebih senang untuk berjalan-jalan di area mall dan pertokoan Dago atau sekadar nongkrong di pinggir jalan. Kegiatan nongkrong seperti ini berkaitan juga dengan menjamurnya klub-klub motor dan mobil. Kegiatan jalan-jalan dan nongkrong di atas, akan lebih marak selepas Isa. Namun demikian, kegiatan seperti itu mulai ditinggalkan di akhir 90’an.

Di awal 2000, kuliner di Dago mulai berubah dengan menjamurnya café dan tempat makan cozzy lainnya. Perubahan seperti ini, secara tidak langsung dibentuk juga oleh menjamurnya factory outlete dan distro di wilayah Dago. Menjamurnya café yang masih terasa hingga kini pun, secara langsung telah mengubah gaya hidup masyarakat Bandung. Café dan restoran yang dulu dianggap sebagai tempat makannya golongan ekonomi menengah ke atas, kini telah menjadi hal yang biasa untuk semua kalangan.

Menjamurnya café, bahkan masih bertahan hingga saat ini. Satu kawasan di Dago yang terkenal dengan café-café uniknya adalah Dago Pakar yang lebih memadukan kegiatan kuliner dengan panorama alam. Karenanya, sangat wajar jika dago Pakar banyak disebut sebagai surganya wisata kuliner Bandung Dago.

You might like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *