Awal Mula Keberadaan KOBOI Coffee & Distro Bandung

33 Likes 1 Comment
Cafe & Distro KOBOI Bandung

KOBOI Coffee & Distro Bandung, namanya mungkin tak setenar tempat lain di kota Bandung yang berkonsep kuliner dan distro. Keadaan tersebut memang sangatlah wajar, mengingat kehadiran tempat ini pada awalnya dibuat sebagai wahana kegiatan komunitas. Komunitas yang dimaksud adalah Oi, sebuah organisasi masa (ORMAS) yang didasari atas kegemaran yang sama terhadap legenda musik Indonesia Iwan Fals.

Sejarah

Berawal dari keinginan beberapa anggotanya untuk mendirikan wadah kegiatan ekonomi, pada tahun 2011 lalu didirikanlah sebuah Koperasi Oi Bandung, yang kemudian disebut KOBOI. Sebagai wadah baru, pasang surut dan perjuangan untuk bertahan tentulah menjadi faktor yang sangat rentan bagi eksistensi KOBOI.

Beberapa kegiatan usaha pernah dilakukan KOBOI, hingga pada tahun 2012 koperasi ini melirik distro sebagai wadah pemenuhan ekonominya. Namun demikian, keberadaan distro yang juga berbasis komunitas tersebut, tidaklah terlalu mendongkrak pendapatan. Hingga tercetuslah ide untuk menggabungkan konsep antara cafe dan distro.

Pada awalnya, KOBOI Coffee & Distro Bandung berlokasi di Jalan Pasteur Bandung, tepat di perempatan Cihampelas, bawah jalan layang Pasopati. Tempatnya yang terbilang kurang bahkan tidak strategis, membuat usahanya tidak terlalu maju bahkan bisa dibilang stagnan.
Bagaimana pun, sejarah harus terus berlanjut bagi mereka yang ingin hidup. Pada tahun 2013, KOBOI pindah ke jalan Kebon Kawung no 9-10-11. Pemilihan tempat kali ini bisa dikatakan sangat strategis, mengingat lokasinya sangat dekat dengan Stasiun Bandung dan keramaian lainnya. Dari tempat inilah, KOBOI sebagai salah satu pemain baru dalam usaha kuliner dan distro menancapkan benderanya di bawah naungan KOPERASI.

Eksistensi

Berbicara tentang eksistensi dalam kegiatan usaha, bagaimana pun akan dipengaruhi oleh pendapatan ekonomi dalam usahanya. Setelah menempati tempat baru di Jalan Kebon Waru yang notabene lahan milik PJKA, KOBOI diperkirakan mengalami peningkatan omzet lebih dari 200% per bulan.

Menurut beberapa  pengurus KOBOI Coffee & Distro Bandung, omzet tersebut lebih banyak didapat dari usaha cafe. Sisanya didapat dari distro. Pendapatan terbesar dari cafe, tentulah sangat wajar mengingat pelanggan cafe berasal dari masyarakat umum. Sementara pendapatan dari distro hingga saat ini lebih banyak mengandalkan komunitas.

Meski demikian, ciri khas KOBOI sebagai salah satu wadah kegiatan komunitas masih saja dipertahankan. Bagaimana pun KOBOI tak akan bisa lepas dari sejarah pendiriannya yaitu kesamaan minat terhadap musik Iwan Fals dan lagu-lagu balada. Karenanya, setiap jam session yang digelar hampir setiap malam, selalu saja menampilkan lagu-lagu Iwan Fals atau lagu balada lainnya. Jam session ini jugalah yang diperkirakan sebagai akar penguat eksistensi, baik untuk anggota KOBOI mau pun untuk pelanggan.

You might like

1 Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *