Pendidikan adalah kehidupan, itulah yang ditekanan dalam kelompok pendidikan yang bernama Bincang Edukasi (Bined) ini. Hal itu bukanlah tanpa alasan dan dasar yang jelas, sebab pendidikan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa adalah cita-cita utama leluhur bangsa. Katakan saja Ra.Kartini, Boedi Oetomo, Ki Hajar Dewantara, Dewi Sartika dan seterusnya. Bahkan, yang menjadi tolok ukur dan bisa dianggap sebagai janji dari negara yang seharusnya dinikmati, jaminan pendidikan untuk bangsa tercantum dalam pembukaan dan batang tubuh UUD 45.
Pendidikan adalah Kehidupan Menurut Komunitas Bincang Edukasi Bandung
Pendidikan dan Kehidupan
Pendidikan adalah kehidupan, bisa dimaknai dalam berbagai hal dan dalam beragam sudut pandang. Namun demikian, sudut pandang terus berkembang hingga akhir-akhir ini adalah kaitan antara pendidikan, kemiskinan dan kemakmuran. Kemiskinan dan kemakmuran bisa dikatakan sebagai bentuk kongkret dari kehidupan itu sendiri.
Jika di masa lalu kemakmuran dan kemiskinan lebih disebabkan oleh pembentukkan kelas sosial dalam masyarakat. Maka, dalam kenajuan zaman seperti saat ini, kemakmuran dan kemiskinan lebih banyak disebabkan oleh pendidikan, baik formal mau pun non formal.
Secara formal, kaca mata pendidikan yang ada dalam masyarakat saat ini memang masih dianggap sebagai jalur utama untuk mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak. Namun dalam kaca mata pendidikan yang sesungguhnya, pendidikan lebih dipandang sebagai cara untuk menghasilkan pola pikir yang kreatif, inofatif dan kritis.
Pola pikir kreatif dan inofatif yang diberikan lewat pendidikan, jelas mampu mendorong masyarakat untuk bisa berdiri sendiri. semisal, mengembangkan industri-industri kreatif atau kewirausahaan sebagai sarana penopang hidup. Dari sudut pandang kritis, tentu saja melalui pendidikan masyarakat akan lebih kritis dalam menanggapi beragam persoalan hidup.
Karena pendidikan adalah hak segenap bangsa, maka pendidikan seharusnya bisa dinikmati oleh seluruh masyarakat Indonesia, tanpa memperhitungkan kelas ekonomi atau kelas sosial. Contoh kongkret dalam upaya pemberian pendidikan seperti ini adalah Sokola Rimba yang mendidik masyarakat terasing. Pendidikan yang diberikannya, tentu saja bisa membentuk pola pikir kritis bagi masyarakat tersebut. Semisal, tidak lagi dibodohi atau dibohongi oleh orang luar hanya karena tak bisa baca tulis dan berhitung.
Kegiatan
Kegiatan utama yang dilakukan adalah meet up, sebagai acara dua bulanan yang diadakan di beberapa kota termasuk Bandung. Acara ini terbuka untuk semua pelaku, pemerhati dan peduli pendidikan untuk berbagi informasi dan kegiatan tentang gerakan pendidikan. Melalui kegiatan ini, maka gerakan pendidikan Nasional akan terbentuk sebagai sebuah jejaring yang berisi segala macam informasi mengenai persoalan dan pemecahan masalah pendidikan di Indonesia. Di kegiatan ini juga diadakan diskusi atau sharing tentang tagline dari Bincang Edukasi yang bertajuk Pendidikan adalah Kehidupan.