Paguyuban Sapedah Baheula Bandung atau lebih banyak dikenal dengan singkatannya PSB, adalah komunitas pecinta onthell di kota Bandung. Seperti halnya komunitas lain yang ada di Bandung, PSB memulainya dengan anggota yang sangat sedikit bahkan hanya hitungan jari. Komunitas ini dibentuk setelah makin maraknya pecinta sepeda onthell di Bandung dan nusantara.
Refleksi Sejarah Dalam Paguyuban Sapedah Baheula Bandung
Awal Pendirian
2000 awal menjadi titik tolak dalam perkembangan komunitas ini. Berawal dari kumpul-kumpul dan sharing tentang sepeda, komunitas ini berkembang menjadi komunitas besar yang cukup diperhitungkan di Kota Bandung.
Seperti komunitasnya, pembentukan awal komunitas ini cukup unik, sebab dilakukan dengan cara yang sangat santai atau mengalir. Tujuannya hanyalah mewadahi pecinta onthell se-Bandung agar memiliki tempat untuk saling bersilaturahmi. Hingga tahun 2004, struktur sederhana dari komunitas ini terbentuk.
Dengan terbentuknya struktur, maka kegiatan komunitas mulai terencana meski pun programnya hanya bersifat jangka pendek dan lebih menekankan pada kepuasan bersepeda. Sebagai contoh program bersepeda di Kota Bandung atau ke luar Bandung. Tujuannya, selain merekatkan silaturahmi antar anggota juga untuk memperkenalkan eksistensinya ke masyarakat luas.
Hal itu terbukti, bahwa melalui keunikan komunitas ini penambahan anggota terus meningkat dari waktu ke waktu. Peningkatan anggota komunitas ini, secara tak langsung telah menghasilkan keunikan tersendiri yang ditunjukkan dengan penampilan anggotanya yang mengusung tema Jadul (jaman dulu).
Kegiatan
Kegiatan utama dari komunitas ini sudah tentu bersepeda dengan menggunakan onthell. Seiring dengan berjalannya waktu dan berkembangnya komunitas, kegiatan bersepeda lebih mengarah pada perkenalan budaya Bandung. Teutama budaya Bandung Tempo Dulu yang sesuai dengan nama komunitasnya yaitu Paguyuban Sapedah Baheula Bandung, yang berarti Paguyuban Sepeda Lama (zaman dulu). Zaman dulu inilah yang kemudian menjadi falsafah dalam kegiatannya.
Kecintaan komunitas ini terhadap kebudayaan zaman dulu memang bisa dicirikan dari pakaiannya, baik laki-laki mau pun perempuan. Laki-laki umumnya menggunakan pangsi, jas zaman penjajahan dan kemerdekaan hingga pakaian meneer-meneer Belanda lengkap dengan topinya. Sementara bagi wanita lebih memilih gaun Belanda sebagai tema pakaiannya.
Bukan hanya cara berpakaian, anggota komunitas ini pun saling bertukar informasi tentang pengetahuan sejarahnya, baik dalam bidang berpaaian, lokasi bersejarah hingga masalah yang paling utama yaitu sepeda onthell dan juga sejarahnya. Dengan kata lain, mengikuti kegiatan komunitas yang bernama Paguyuban Sapedah Baheula Bandung ini adalah cara paling murah untuk mengetahui sejarah Nasional tempo dulu.