Berbicara mengenai Griya Seni Popo Iskandar, tentu kurang lengkap rasanya jika tidak mengenal siapa itu Popo Iskandar. Popo Iskandar merupakan salah satu pelukis ternama Indonesia. Popo merupakan murid dari seniman besar lain, seperti Barli Sasmita, Angkama Setjadipradja, dan Hendra Gunawan. Dia sempat belajar di Arsitektur dan MIPA di Institut Teknologi Bandung. Dia menjadi pengajar muda di ITB, menjadi dosen di Jurusan Pendidikan Seni Rupa IKIP Bandung, dan pernah menjadi dosen tamu di Universitas Kuala Lumpur pada tahun 1971.
Yuk Nikmati Karya Popo Iskanda di Griya Seni Popo Iskandar (GSPI)
Sebagai seorang seniman handal, tentu Popo sering menghasilkan banyak lukisan dan pameran. Dia telah mengadakan puluhan pameran tunggal sejak tahun 1958. Beberapa pameran tunggal yang pernah dia adakan ada di Balai Budaya Yogyakarta tahun 1959, di Medan tahun 1978, di Den Haag, Belanda pada tahun 1976 dan tahun 1979, dan di Leiden, Belanda pada tahun 1986. Bersamaan dengan peresmian Griya Seni Popo Iskandar (GSPI) dia mengadakan pameran dengan HR. Juariah Iskandar pada tahun 2000.
Berdirinya GSPI memang dimaksudkan untuk mendokumentasikan dan rekonstruksi aktivitas seni serta restrukturasi dan konservasi karya-karya Popo Iskandar. Beberapa langkah yang dilakukan adalah dengan pembuatan dokumentasi seputar karya, aktivitas, serta otobiograsi.
GSPI memang salah satu wujud dari kecintaan Popo Iskandar terhadap dunia seni, terutama seni rupa. GSPI menjadi sebuah museum yang memajang koleksi karya POPO dan juga galeri seni rupa yang dijadikan tempat untuk ruang pameran galeri temporer. Popo mulai berencana membuat galeri seni rupa di Indonesia semenjak lawatannya ke luar negeri, terutama tahun 1970-an. Dia mendapat inspirasi dari lawatannya ke negara seni Eropa seperti Perancis dan Belanda. Dia melihat banyak museum sederhana dan kecil namun produktif. Beberapa museum merupakan bekas studio seni Picasso dan Braque di kota Paris.
Dia kemudian merancang sebuah studio seni di kawasan IKIP Bandung. Bangunan Griya Seni Popo Iskandar dimaksudkan sebagai museum sanggar dan diresmikan pada tahun 1979. Pada peresmiannya, museum ini mengadakan pameran dari seniman lokal seperti Affandi, Rusli, Mochtar Lubis, selain karya Popo Iskandar sendiri. Berdirinya museum ini merupakan salah satu yang pertama di Bandung dan dimiliki oleh seniman.
GSPI sendiri sudah mulai dirintis sejak tahun 1998 dan dibangun di Jalan Setiabudhi No. 268. Pembangunan GSPI sempat terhenti saat Popo Iskandar meninggal pada tanggal 29 Januari 2000. Setelah kejadian ini, keluarga Popo lalu melanjutkan pembangunan sehingga GSPI selesai pada tanggal 17 November 2000. Selain pameran karya mendiang, GSPI juga diresmikan oleh menteri Kebudayaan dan Pariwisata waktu itu, I Gede Ardhika. Sampai sekarang, Griya Seni Popo Iskandar masih menyuguhkan berbagai karya seni kontemporer, selain karya-karya dari Popo Iskandar.