Mengunjungi titik nol kilometer Bandung, adalah kunjungan sejarah yang tidak bisa diabaikan. Dari sinilah dimulai perkembangan kota Bandung khususnya dan jawa umumnya. Dari titik nol kilometer inilah terbentang jalan panjang Anyer Panarukan.
Mengunjungi Tugu Titik Nol Kilometer Bandung
Anyer sampai Panarukan
Daendles selalu identik dengan jalan raya Anyer sampai Panarukan. Gubernur jenderal Belanda ini membuat mega proyek pembangunan jalan raya yang menghubungkan seluruh pantai utara jawa. Maka lazim pula jalur ini disebut dengan jalur pantura, yang merupakan singkatan dari pantai utara.
Saat ini hasil pembangunan tersebut menjadi sangat krusial dan membawa keuntungan sendiri bagi bangsa Indonesia. Namun dilihat sejarahnya, mega proyek ini telah menelan banyak korban jiwa. Bagaimana tidak, rakyat yang dipekerjakan tidak memperoleh upah alias melaksanakan kerja paksa atau rodi. Keadaan para pekerja sangat mengenaskan, banyak yang mati kelelahan dan kemudian tidak dikuburkan dengan semestinya. Jumlah pribumi yang tewas akibat mengerjakan mega proyek tersebut adalah 30.000. Selain kelelahan tentunya batin mereka juga tersiksa sebab terpisah dari sanak keluarga. Daendles memang dikenal sebagai salah satu gubernur yang tidak memiliki hati.
Mengunjungi titik nol kilometer Bandung yang berada di depan kantor bina marga kota Bandung, menjadikan kita lebih paham pengorbanan besar nenek moyang bangsa Indonesia. Dikatakan titik nol, sebab di tempat tersebut dimulai awal pembangunan bandung. Untuk mengesahkannya, maka Gubernur Jenderal Daendles menancapkan tongkatnya. Sebenarnya tempat ini, tidak secara langsung terhubung dengan mega proyek jalan raya pos namun di tempat ini Daendles memiliki harapan untuk kemajuan bandung masa mendatang.
Ia berkata dan kata-kata tersebut dipahatkan pada titik nol kilometer Bandung. Kata-kata Daendles adalah “Zorg, dat als ik terug kom hier een staad is gebouwd”, dengan arti kurang lebih “Usahakan, jika aku kembali ke sini, di daerah ini telah dibangun sebuah kota”. Namun ternyata setelah Bandung dibangun dengan baik, H.W. Daendles tidak pernah lagi kembali ke Bandung sebab masa jabatannya telah habis.
Selain tugu titik nol kilometer Bandung, juga terdapat kereta tumbuk yang dipergunakan untuk pembangunan jalan. Sudah barang tentu kereta bersejarah tersebut tidak lagi dipergunakan, namun menjadi bukti kemajuan peralatan kolonial masa itu. Patung H.W. Daendles juga diabadikan di tempat ini. Penempatan kantor bina marga di areal ini, sekiranya juga untuk memperkuat sejarah dinas bina marga jaman Belanda.
Demikian sedikit ulasan tentang mengunjungi titik nol kilometer Bandung. Semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan sejarah anda.