Beberapa wilayah tekstil di kota Bandung, berdasarkan catatan sejarah tak akan bisa melepaskan diri dari peran pentingnya dalam perkembangan tekstil modern di Indonesia. Sebutan modern di sini lebih berkaitan dengan sistem produksi dalam skala besar. Artinya, sekali pun alat yang digunakan masih bersifat sederhana, yang dikenal dengan alat tenun bukan mesin, industri tekstil Bandung di masa lalu telah berhasil memasok kebutuhan sandang terbesar untuk skala nasional.
Produksi tekstil, sebenarnya bukan lagi hal baru bagi masyarakat Indonesia secara umum. Alasannya tentu saja bahwa industri tekstil selalu berkaitan dengan kegiatan menenun. Sementara kegiatan menenun merupakan tipikal atau ciri utama dari sistem pembagian kerja pada masyarakat Indonesia secara umum. Bahkan, hingga saat ini menenun masih dianggap sebagai pekerjaan kaum perempuan.
Kembali pada perkembangan industri tekstil modern di Kota Bandung, kejayaan industri tekstil di kota ini bisadikatakan hadir setelah masuknya mesin-mesin besar dalam kegiatan industri. Mesin-mesin seperti ini secara tegas mampu mengubah struktur atau pola kerja dalam kegiatan menenun secara menyeluruh.
Artinya, kedatangan mesin ini secara langsung telah mengambil alih kegiatan manual mulai dari pemintalan bahan baku menjadi benang, hingga penenunan benang menjadi kain. Dampak lain dari kedatangan mesin-mesin ini adalah berubahnya struktur sosial masyarakat dengan terbukanya lowongan pekerjaan sebagai buruh pabrik.
Terlepas dari dampak atau struktur sosial masyarakat Bandung, keberadaan industi tekstil di kota Bandung bisa dikatakan memusat di beberapa wilayah. Beberapa wilayah tekstil di kota Bandung yang pernah terkenal bahkan hingga saat ini antara lain:
1. Wilayah Padasuka yang bisa juga dikatakan sebagai pusat perkembangan awal industri tekstil modern di kota Bandung. Banyak pabrik berskala nasional yang muncul di wilayah ini. Satu dari sekian banyak pabrik yang masih tersisa hingga kini adalah Yamatex yang bergerak di bidang spinning mills.
2. Wilayah Cikadut yang berada tak lebih dari 300 meter di sebelah timur terminal Cicaheum. Wilayah ini bisa dikatakan memiliki sejarah yang gemilang berkaitan dengan industri tekstil di kota Bandung. Di wilayah ini, terdapat juga Badan Tekstil Nasional (BTN) yang juga merupakan pabrik tekstil terbesar di kota Bandung. Pemiliknya adalah seorang warga keturunan Tiong Hoa bernama Yo Giok Sie.
3. Wilayah Jalan Jakarta, tepatnya di jalan Banten bisa dikatakan sebagai kompleks pabrik tekstil terbesar yang pernah ada di kota Bandung. Uniknya, pabrik tekstil di wilayah ini lebih mengarah pada industri rajut dan garmen.
4. Wilayah Kiara Condong dengan banyak kategori tekstil, mulai darikain hingga rajutan.
5. Wilayah Binong yang lebih fokus pada industri rajut dan masih banyak lagi tempat lainnya.
Demikianlah pembahasan mengenai wilayah tekstil di Kota Bandung yang dapat disasmpaikan, semoga bermanfaat.