Tiga Bangunan Bersejarah yang ada di Jalan Asia-Afrika di Bandung

31 Likes Comment
Jalan Asia Afrika di Bandung

Jalan Asia-Afrika merupakan salah satu jalan bersejarah legendaris di Bandung. Jalan ini bermula pada saat rencana pembuatan Jalan Anyer-Panarukan atas perintah Louis Napoleon kepada Marschall Herman Willem Daendles, Gubernur Jenderal Hindia Belanda pada saat itu. Tujuan dari pembuatan jalan ini adalah memperkuat pertahanan Belanda dari serangan tentara Inggris. Jalan yang konon menelan korban nyawa 30.000 pekerja Indonesia saat pembuatannya ini antara lain melewati kota kawasan Bandung.

Tiga Bangunan Bersejarah yang ada di Jalan Asia-Afrika di Bandung

Bandung pada saat itu berada di wilayah selatan, tepatnya di Dayeh Kolot sekarang ini. Dayeuh Kolot sendiri bisa bermakna kota tua. Daendles memerintahkan bupati Bandung, Wiranatakusumah II untuk memindahkan wilayah Bandung ke daerah yang dilewati oleh jalan Anyer-Panarukan.

Lokasi ini ternyata berjarak belasan kilometer dari Dayeuh Kolot. Setelah berunding, akhirnya disepakatilah lokasi kota di seputar Alun-Alun Bandung sekarang ini. Di Jalan Asia-Afrika, tepatnya di dekat kantor Pekerjaan Umum, kita akan menemukan sebuah patok kecil yang menandai titik 0 kilometer kota Bandung. Tanda ini ditetapkan oleh Gubernur Jenderal Daendles pada tahun 1811.

Pada masa kekuasaan Belanda, jalan Asia-Afrika disebut dengan nama kawasan Groote Postweg. Kawasan ini merupakan tempat utama berkumpulnya para penguasa kebun di utara Bandung. Banyak penguasa ini yang melancong dan menginap di beberapa hotel dan penginapan klasik di jalan ini seperti Savoy Homann dan Grand Preanger sekarang ini. Grand Preanger sudah berdiri sejak tahun 1889. Hotel ini dibangun oleh Van Deterkom. Savoy Homann sendiri sudah berdiri lebih dulu, tepatnya pada tahun 1880.

Bangunan awal hotel ini masih terbuat dari bambu. Hotel ini pada awalnya merupakan milik dari keluarga Homann asal Jerman. Pada tahun 1939, hotel Savoy Homann  didesain lagi oleh A.F. Aalbers. Di hotel inilah para pemimpin bangsa dari penjuru dunia menginap saat hadir di Konferensi Asia-Afrika yang diadakan pada tahun 1955. Menara di hotel ini juga sangat tekenal karena konon menjadi tempat sniper Belanda menembaki pejuang saat perang kemerdekaan terjadi. Nuansa klasik dan megah masih bisa kita lihat di kedua hotel itu hingga saat ini.

Gedung monumental lain di jalan Asia-Afrika tentunya adalah Gedung Mereka. Gedung ini merupakan tempat diadakannya Konferensi Asia-Afrika pada bulan April 1955. Gedung ini pada awalnya bernama Societa Concordia dan telah ada sejak tahun 1895. Gedung ini telah direnovasi beberapa kali. Pada masa pendudukan Jepang, gedung ini bernama Dai Toa Kaikan dan menjadi pusat kebudayaan dari Jepang. Gedung bersejarah ini telah dijadikan museum hingga saat ini. Karena keindahannya, banyak wisatawan yang mengabadikan momen dengan berfoto di bagian luar gedung ini.

You might like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *