Kuliner tradisional Bandung yang akan dibahas kali ini, bernama colenak. Seperti halnya penamaan kuliner Bandung lain, nama colenak merupakan singkatan. Asal katanya adalah dicocol enak yang sekaligus menunjukan cara makannya.
Kuliner tradisional Bandung ini berbahan dasar tape singkong atau yang lebih dikenal dengan sebutan peuyeum. Cara membuatnya, tinggal membakar tape singkong di atas bara atau di atas wajan.
Pembakaran seperti ini konon meningkatkan citarasa dan aroma tape di samping juga memperkuat tekstur tape. Tape yang pada dasarnya memiliki tekstur lembek, jika dibakar akan membuat permukaannya sedikit keras, sehingga menghasilkan tekstur yang sedikit rangu, meski tidak sampai kriuk.
Setelah dibakar, tape bisa langsung disajikan dalam bentuk irisan. Penyajiannya pun menggunakan saus karamel yang terbuat dari gula merah atau biasa disebut kinca. Yang menarik, karamel gula merah ini telah dicampur sebelumnya dengan parutan kelapa. Dengan demikian, ada tambahan rasa dan tekstur dengan saus seperti ini.
Penyajian saus gula pada kuliner tradisional Bandung yang satu ini, bisa secara terpisah atau disiram sebagai toping. Namun saat ini, kebanyakan colenak menggunakan saus sebagai toping. Meski demikan, kesan dan makna dicocol enak sama sekali tak berubah. Faktanya, penikmat colenak akan selalu mencocolkan potongan tape bakar pada saus yang menjadi topping.
Dengan melihat bahan dasarnya saja, kiranya sudah terlihat seperti apa citarasa kuliner dicocol enak ini. Sensasi manis akan segera terasa saat colenak terhidang, baik di mulut mau pun di indera pencuman. Karenanya, wajar jika colenak menjadi salah satu makanan wajib bagi para penikmat kuliner manis.
Sensasi unik akan terasa saat menikati colenak ini. Pandangan tentang rasa tape yang manis seolah berubah saat pertama kali colenak masuk mulut. Rasa tape bakar justru akan memberikan sensasi asam yang liur di mulut. Asam yang mampu membuat gigi geraham menjadi gregetan, seolah ingin terus mengunyah. Perasaan seperti itu akan terus dirasakan hingga suapan terakhir.
Satu hal yang wajib diketahui, di balik sensasi nikmatnya dicocol enak ini, mereka yang memiliki perut sensitif sebaiknya menghindari kuliner ini. Sebagaimana diketahui, bahwa tape adalah makanan fermentasi yang mengandung banyak glukosa dan tentunya alkohol.
Semakin manis dan asam rasa tape, tentunya sebanding dengan semakin tingginya kadar alkohol. Karenanya, tak jarang setelah mengonsumsi kuliner tradisional Bandung ini, perut akan terasa panas. Bagi mereka yang sensitif atau memiliki riwayat penyakit tertentu yang berhubungan dengan pencernaan, mungkin akan terasa terbakar.