Apa saja komunitas musik Bandung yang rekan-rekan ketahui? Selain melahirkan musisi-musisi yang sering tampil di layar kaca, Bandung juga memiliki banyak komunitas musik. Komunitas-komunitas itu bergerak secara militan. Salah satu tujuannya, untuk menjaga eksistensi genre yang diusung masing-masing komunitas. Berikut review tiga komunitas musik Bandung paling eksis.
Bandung Blues Society
Bandung Blues Society (BBS) termasuk komunitas musik Bandung paling “eksis”. Komunitas itu mewadahi musisi-musisi muda berbakat. Meskipun dalam namanya tercantum kata ‘Blues’, BBS juga terbuka dengan berbagai genre dan komunitas lainya. Ini bisa dilihat dari banyaknya kegiatan bareng BBS dengan komunitas lain, baik di Bandung maupun luar Bandung.
Berdiri sejak 2008, Bandung Blues Society tak pernah berhenti meramaikan khazanah musik Blues serta Rock and Roll di Bandung. Berbagai pertunjukan musik sudah digelar, mulai dari gigs kecil hingga besar. Ada yang diselenggarakan di kampus-kampus (Blues in Campus). Ada juga pertunjukan musik spesial yang diselenggarakan di tempat-tempat tertentu. Beberapa musisi yang selalu memeriahkan pertunjukan BBS, di antaranya Rama Satria, Gugun Blues, Ginda, Blues Libre, The Bohemians, De Tohtor, Rattlesnake Shake, dan masih banyak lagi.
Saat ini Bandung Blues Society digawangi oleh Edo, sebagai ketua. Selain aktif menyelenggarakan pertunjukan musik, Bandung Blues Society juga aktif memproduksi cinderamata. Bagi rekan-rekan yang ingin tahu informasi lebih lanjut tentang BBS, bisa mendatangi sekretariatnya di Jl. Tamansari 69, Bandung.
Ujungberung Rebels
Ujungberung Rebels termasuk salah satu komunitas musik underground paling “eksis” di Bandung. Komunitas ini berdiri sejak tahun 1996. Anggotanya terdiri dari anak-anak muda yang mencintai musik keras, seperti Metal, Grind Core, Heavy Metal, dan Death Metal. Ciri khas dari anggota komunitas ini terlihat dari penampilannya. Yakni, kaos hitam dan rambut gondrong.
Sebagai komunitas musik Bandung, sudah tak terhitung lagi pertunjukan musik yang telah diselenggarakan Ujungberung Rebels. Beberapa band yang sering meramaikan pertunjukan tersebut di antaranya, Burger Kill, Forgotten, Sonic Torment, dan masih banyak lagi.
Selain pertunjukan musik, komunitas ini juga aktif di berbagai bidang. Seperti, produksi kaos metal, desain grafis, hingga membuat studio rekaman. Kegiatan itu dampaknya sangat positif terhadap pergerakan ekonomi, khususnya dalam komunitas itu sendiri.
Sebagai bentuk kecintaan terhadap budaya lokal, komunitas ini sering juga menyelenggarakan pentas tradisional, seperti latihan karinding, angklung dan benjang. Hingga saat ini seluruh aktivitas komunitas ini masih berjalan normal.
Klab Jazz
Klab Jazz merupakan satu-satunya komunitas musik Bandung yang mewadahi musisi Jazz. Komunitas ini digawangi oleh Dwi Cahya Yuniman, sebagai pendiri sekaligus koordinator utama. Klab Jazz sendiri berdiri pada tahun 2004.
Salah satu tujuan didirikannya, yakni memfasilitasi penikmat musik Jazz di Kota Kembang, khususnya pebakat-pebakat muda, seperti, David Manuhutu, Imam Pras, Agis Kania, dan masih banyak lagi. Tujuan lainnya adalah untuk membumikan Jazz sebagai musik yang bisa dinikmati oleh banyak orang. Tidak hanya kalangan-kalangan tertentu saja.
Sama seperti komunitas musik Bandung lainnya, Klab Jazz pun banyak menggelar pertunjukan musik. Salah satu pertunjukan reguler yang kini rutin digelar bernama Sunday Jazz. Ada juga agenda lain, serperti Jazz Ohle, Novo Jazz, Little White Jazz, dan masih banyak lagi. Jadi, jika rekan-rekan berkunjung ke Bandung lalu kebetulan menemukan ada pertunjukan Jazz, itu pasti ulahnya Klab Jazz.