Berbicara tentang cireng, mengingatkan kita pada cireng cipaganti asli. Meski keberadaan si aci goreng bak dedaunan jatuh di musim semi, alias banyak bukan main, namun cireng cipaganti tetap tidak tergantikan di hati.
Cireng cipaganti asli memiliki kekhasan rasa yang sangat sulit ditemukan pada cireng-cireng lainnya.
Banyak pelanggan setia cireng cipaganti mengaku tidak dapat menemukan rasa yang sama persis dengan cireng-cireng yang banyak dijual dipasaran. Mulai dari saus kacangnya yang super gurih, halus, dengan tingkat kepedasan yang pas dilidah, hingga kerenyahan cireng gorengnya itu sendiri.
Cireng Cipaganti terkenal kriuk saat digigit. Sedangkan cireng pada umumnya akan terasa alot dan kenyil. Bahkan, banyak yang mengatakan makan cireng cipaganti seperti makan kerupuk aci saking renyahnya. Bedanya lagi, cireng cipaganti tidak digoreng bersama-sama dengan isi.
Isi baru ditambahkan ketikan cireng selesai dimasak, yakni dengan cara dibelah dua. Dengan cara seperti itu, cireng yang tidak habis, bisa lebih tahan lama bila tanpa disertai isi. Berbeda dengan cireng-cireng lain yang sudah diisi saus dan tinggal digoreng saja ketika ada pembeli.
Sayangnya, meski cireng cipaganti asli terkenal lezat, namun omset penjualannya mengalami penurunan dari waktu ke waktu. Hal ini sama sekali bukan dikarenakan terjadinya penurunan kualitas rasa. Melainkan karena banyak faktor-faktor lain yang menyebabkan kejayaan cireng cipaganti meredup.
Bermula dari dipindahkannya lapak penjualan cireng cipaganti. Awalnya, Ibu Iyan selaku owner, membuka lapak di sebelah rumah makan ayam goreng Suharti, di kawasan Cipaganti. Saat itu, pedagang sejenis belum ada yang berjualan di sana. Jadilah cireng cipaganti Ibu Iyan laris manis diborong pembeli. Tidak tanggung-tanggung, pembeli berdatangan dari mana saja: dalam dan luar kota.
Ramainya pembeli cireng cipaganti menyebabkan arus lalu lintas di kawasan tersebut terhambat. Bu Iyan diminta pindah lokasi ke dalam lingkungan kantor pos cipaganti. Di sana, omset mulai mengalami penurunan. Sebab, banyak yang tidak tahu dagangan Bu Iyan pindah ke sana. Namun, perlahan-lahan penjualan cireng cipaganti menanjak kembali.
Di tengah-tengah kebahagiaan Bu Iyan akan bisnisnya yang lancar jaya, atas banyak alasan Ibu Iyan diminta berjualan di sebelah luar kantor pos, atau persisnya di Jalan Cemara. Omset pun mengalami kemerosotan kembali. Karena senantiasa berpindah-pindah, pembeli bingung apakah cireng cipaganti di jalan cemara sama dengan cireng cipaganti yang dulu.
Keraguan yang muncul membuat pembeli berangsur-angsur pindah ke lain hati. Terlebih, banyak sekali cireng yang mengaku-ngaku cireng cipaganti. Sehingga, semakin mereduplah pamor cireng cipaganti yang sebenarnya.
Mumpung cireng cipaganti asli masih berjualan di Jalan Cemara, Cipaganti, Anda masih punya kesempatan mencobanya. It’s highly recommend. Noted!