Sebelum ditetapkan sebagai sentra sepatu Cibaduyut, kawasan ini hanyalah sentra industri kerajinan rumah tangga yang tersebar dengan toko-toko yang juga kecil. Namun saat pemerintah telah menetapkan kawasan ini sebagai kawasan industri sepatu dan kerajinan tas, kawasan Cibaduyut berkembang menjadi sentra sepatu yang diakui dalam skala nasional. Pertokoan yang khusus menjual sepatu pun telah berubah layaknya gudang sepatu dan sandal beragam model.
Bukti pengakuan tersebut, bisa dilihat dalam wujud yang sangat sederhana. Semisal, saat Bandung dibanjiri dengan musim wisata atau darmawisata yang diselenggarakan oleh sekolah-sekolah dari luar Bandung. Kawasan Cibaduyut selalu menjadi agenda kunjungan wisata di samping wisata edukatif lainnya.
Nama sentra sepatu Cibaduyut memang sangat harum di luar Bandung, terutama di luar Jawa Barat. Bahkan bisa dianggap sebagai legenda kerajinan sepatu Indonesia. Bukti lain yang tak kalah sederhana atas keharuman tersebut, ditunjukkan dengan banyaknya agen-agen sepatu produk Cibaduyut yang didirikan di kota-kota besar lainnya. Begitu pun dengan metode penjualan modern saat ini yang dilakukan secara online. Banyak sekali toko sepatu online yang menjadi agen resmi atau reseller dari produk sepatu Cibaduyut. Jangkauan dari toko sepatu online ini, tidak bisa dianggap main-main sebab telah menjangkau hampir ke seluruh dunia.
Di dalam negeri sendiri, produk sepatu Cibaduyut kerap dijadikan sebagai tempat rujukan dalam program pengadaan alat bagi instansi-instansi, baik negeri mau pun swasta. Dengan demikian, jelas jika sentra kerajinan Cibaduyut tak bisa dianggap remeh.
Satu hal yang menjadi ironi di balik keharuman nama Cibaduyut, kecintaan produk sepatu Cibaduyut masih dipandang sebelah mata oleh warga Bandung sendiri. Hal ini tak bisa dipungkiri, bahwa masih banyak warga Bandung yang menganggap produk Cibaduyut tidak berkelas, tidak berkualitas dan stigma-stigma lainnya. Di sisi lain, stigma yang terlanjur melekat tersebut hanyalah ucapan miring yang tak pernah dibuktikan. Padahal, jika kita melihat secara langsung model dan merasakan seperti apa kualitasnya. Produk Cibaduyut pada umumnya sangat up to date dan tak kalah bersaing dengan produk-produk lain, termasuk produk sepatu bermerk dagang luar.
“Jika bukan kita siapa lagi,” sebagai slogan yang saat ini seringkali dituturkan dalam penguatan industri dan budaya lokal. Kiranya hanya akan menjadi pepesan kosong, jika warga Bandung sendiri tak mencintai produk lokalnya, termasuk juga sentra sepatu Cibaduyut. Dengan kata lain, bagaimana bisa warga Bandung bangga akan kebandungannya jika tak berperan serta dalam penguatan produk lokalnya sendiri?