Banyak persimpangan di kota Bandung adalah hal yang biasa dibicarakan, namun seperti apa persimpangan terbanyak di kota Bandung yang akan dibahas kali ini? Mari kita simak ulasan berikut.
Perkembangan Bandung sebagai kota, memang tak lepas dari fungsi awal kota ini sebagai kota peristirahatan. Sebagai kota peristirahatan, prasarana jalan tentunya menjadi hal terpenting untuk menunjang kegiatan refreshing. Karenanya, pemerintah Hindia Belanda di masa lalu, membuat jalan-jalan di kota Bandung tidak terlalu lebar dengan banyak persimpangan yang bisa dilalui untuk menghubungkan sarana-sarana lainnya semisal hiburan yang saat itu berpusat di Braga.
Kompleks atau perumahan modern yang pertama kali didirikan di kota Bandung sendiri, berlokasi di sepanjang jalan Supratman hingga Jalan Diponegoro. Karenanya wajar jika di wilayah ini kita banyak menemui rumah dan bangunan tua dengan deretan taman yang mengikuti daerah aliran sungai.
Sebagai kompleks perumahan tertua, sarana jalan tentu saja mengikuti pola pemukiman. Namun, hampir semua jalan di wilayah ini mengarah ke Gedung Sate yang di masa itu memang sudah menjadi pusat pemerintahan. Selain itu, tembus juga ke Jalan Merdeka sebagai penghubung menuju Jalan Braga sebagai pusat keramaian.
Konsekuensi dari alur jalan yang seperti itu, pada akhirnya menimbulkan banyak persimpangan. Satu persimpangan yang akan kita temui di kompleks perumahan modern pertama di Bandung ini, bisa dikatakan sebagai persimpangan terbanyak di kota Bandung. Jumlahnya tak tanggung-tanggung, mencapai delapan persimpangan yang terbentuk dari perpotongan lima lajur jalan.
Dari arah Gedung Sate ada dua jalan yang bertemu di persimpangan ini, yaitu Jalan Cilaki dan jalan Cisangkuy. Keduanya bertemu di Jalan Ciliwung. Jalan Ciliwung sendiri memiliki dua lajur yang masing masing satu arah. Dengan demikian, pertemuan dari tiga jalan ini akan membentuk empat persimpangan sekaligus.
Jalan Cilaki sebenarnya terpotong oleh jalan Ciliwung dan beberapa menyebut perpotongan jalan yang mengarah ke bawah ini sebagai jalan terusan Cilaki. Di samping jalan terusan Cilaki terdapat ujung jalan Bengawan yang juga berakhir di Jalan Ciliwung. Dengan demikian, perpotongan dan pertemuan antara jalan Cilaki, Jalan Ciliwung dan Jalan Bengawan akan membentuk empat persimpangan lainnya.
Dengan kata lain, pertemuan antara Jalan Cilaki, Jalan Cisangkuy, Jalan Begawan dan Jalan Ciliwung akan membentuk 8 persimpangan sekaligus. Wilayah inilah yang menjadi persimpangan terbanyak di Kota Bandung. Hanya dengan mengulas persimpangan ini saja, kiranya sangat wajar jika Kota Bandung diberikan predikat sebagai kota unik yang memiliki persimpangan terbanyak.