Masih dalam nuansa ulang tahun Bandung yang ke 204, tidak ada salahnya mengulas lebih dalam mengenai pemimpin-pemimpin Kota Bandung.
Seperti yang sudah diketahui, Kota Bandung mulai dibangun untuk menjadi sebuah kota pada 25 September 1810. Tanggal tersebut menjadi tanggal Hari Jadi Kota Bandung hingga saat ini. Pembangunan Kota Bandung pada pemerintahan Kolonial Hindia-Belanda ini dimulai dengan dikeluarkannnya surat keputusan Gubernur Jendral Herman Willem Deandels. Baru pada tanggal 1 April 1906, Bandung mendapatkan status gemeente atau kota dari Gubernur Jenderal J.B van Heutsz.
Dari ditetapkannya sebagai kota pada tahun 1906, Bandung telah berganti pemimpin sebanyak 26 kali. Wali kota pertama yang menjabat sebagai pemimpin pemerintahan Kota Bandung adalah E. A. Maurenbrecher. Kepemimpinan E. A. Maurenbrecher ini hanya berlangsung sekitar 1 tahun yang kemudian digantikan oleh R. E. Krijboom.
Pergantian pemimpin Kota Bandung ini terus berlanjut, hingga pada tahun 1945, kota parisj van java ini telah berganti pemimpin sebanyak 9 kali, yaitu, E.A. Maurenbrecher, R.E. Krijboom, J.A. van Der En. Setelah J. A. van Der En lengser, kepemimpinan beralih pada C.C.B van Vleiner yang juga beralih pada Bertus Coops. S.A. Reitsma. Habis masa jabatan Bertus Coops. S. A. Reitsma, kepala pemerintahan Bandung kemudian dipimpin oleh Ir.J.E.A. van Volsogen Kuhrt, Mr. J.M. Wesselink yang kemudian digantikan oleh N. Beets dan R.A . Atmadinata.
R. A. Atmadinata menjadi pemimpin pemerintahan Kota Bandung ketika masa penjajahan Jepang. Selama menjabat, R. A. Atmadinata ini berada di bawah kekuasaan penjajahan Jepang yang tidak bisa membuat perubahan yang signifikan. Barulah ketika proklamasi kemerdekaan Indonesia disebarkan, Pemerintah Republik Indonesia kala itu mengangkat R. Syamsurizal sebagai Walikota Bandung dan mengambil alih kekuasaan seluruhnya Kota Bandungdari tangan pemerintahan Jepang. Pengangkatan R. Syamsurizal ini dilakukan tepat pada 2 September 1945.
Pemerintahan R. Syamsurizal kemudian digantikan oleh Ir. Oemar Bratakoesoema. Di masa ini, Bandung masih mengalami peristiwa Bandung Lautan Api. Setelah masa pemerintahan Ir. Oemar Bratakoesoema, walikota Bandung kemudian dijabat oleh E. Cores. Tidak lama E. Cores menjabat sebagai Wali Kota Bandung, hingga pada tanggal 1 Desember 1949, Kota Bandung di pimpin oleh R. Enoch yang pada waktu itu menjadi ketua pelaksana dalam acara Konferensi Asia Afrika.
Kepemimpinan R. Enoch di Kota bandung berakhir hingga tahun 1956 yang kemudian digantikan oleh R. Priatna Kusumah. R. Priatna Kusumah menjabat selama 10 tahun dan digantikan oleh R. Didi Djukardi. Tidak lama masa pemerintahan yang dipimpin R. Didi Djukardi ini di Bandung. Beliau hanya menjabat selama 2 tahun.
Dari kepemimpinan R. Didi Djukardi hingga masa 90an Bandung telah dipimpin oleh 7 walikota, yaitu R. Hidayat Sukarmadidjaja pada periode 1968-1971, R. Otje Djundjunan pada masa 1971-1976, H. Utju Djoenaedi pada tahun 1976-1978, R. Husein Wangsaatmadja pada tahun 1978-1983, H. Ateng Wahyudi pada 1983-1993, Wahyu Hamidjaja pada 1993-1998, dan memasuki tahun 2000an, Bandung dipimpin oleh H. Aa Tarmana yang menjabat dari 1998-2003.
Baru, pada tanggal 16 September 2003, Bandung dipimpin oleh dada Rosada yang menjabat selama 2 periode. Setelah berakhir masa jabatannya, Dada Rosada kemudian digantikan oleh Walikota Bandung yang saat ini masih menjabat, yaitu Ridwan Kamil. Ridwan Kamil yang didampingi oleh wakilnya, yaitu Oded M. Daniel mulai menjabat sebagai pemimpin Pemerintahan Kota Bandung pada 16 September 2013.
Itulah sederetan nama yang pernah menjabat sebagai pemimpin Kota Bandung dari dulu hingga sekarang.