Iket dan Pangsi Jadi Trend Mode Bandung

3 Likes Comment
Iket dan Pangsi

Sejak awal perkembangannya, trend mode Bandung memang sudah dikenal hingga manca negara. Hal tersebut benar adanya dan bukan isapan jempol belaka. Di masa lalu, Bandung yang digadang-gadang sebagai Parisj Van Java memang telah menjadi barometer fashion dunia, khususnya bagi para petinggi pemerintahan atau golongan priyayi.

Bayangkan saja, Bandung yang secara geografis terbilang sangat jauh dari Paris, ternyata tak menjadi halangan untuk menyerap apa yang sedang populer di sana. Hanya dalam hitungan minggu saja, apa pun fashion yang sedang populer di kota mode dunia itu, akan populer juga di Bandung. Sejarah pun membuktikan bahwa kemampuan Bandung dalam menyerap trend fashion tersebut, dianggap lebih cepat dari daerah dan negara mana pun.

Mengapa demikian? Jawabnya tentu saja memiliki banyak sudut pandang. Namun, alasan yang paling tepat adalah, Bandung di masa lalu merupakan kota peristirahatan para petinggi pemerintahan (Gubernur Jendral), dalam hal ini gubernur jendral VOC. Sementara VOC di saat itu bisa dikatakan sebagai kekuatan ekonomi terbesar di dunia. Karenanya sangatlah wajar, jika para petinggi pemerintahan di masa tersebut selalu ingin tampil modis atau mengikuti trend dunia sebagai cara untuk menunjukkan kelas sosialnya.

Lain Dulu Lain Sekarang

Jika trend mode Bandung di masa lalu lebih merujuk pada penentuan kelas sosial. Maka trend yang ada di masyarakat Bandung saat ini cenderung mengarah pada akar budaya. Penggunaan iket dan pangsi sebagai aksesoris dan pakaian daerah semakin meluas.

Hal tersebut secara tidak langsung menunjukkan bahwa masyarakat Bandung peduli pada kelestarian budayanya. Ditambah juga dengan program pemerintah untuk mengenakan busana daerah di hari Rabu yang dikenal dengan program Rebo Nyunda.

Program yang disambut dengan baik oleh warga Bandung tersebut, ternyata menunjukkan hasil yang menggembirakan. Bukti yang jelas ditunjukkan bahwa banyak sekali warga Bandung yang tak malu-malu lagi untuk mengenakan iket dan pangsi sepanjang hari.

Terlebih dengan banyak bermunculannya komunitas yang mengangkat tema kesundaan, iket dan pangsi seolah telah menjadi pakaian wajib. Karenanya, tak perlu heran jika saat berjalan-jalan di Bandung, kita akan menemui satu atau sekelompok orang yang mengenakan iket dan pangsi. Satu pertanyaan sekaligus pernyataan penting yang ingin ditunjukkan dalam pengenaan iket dan pangsi atau aksesoris dan pakaian adat adalah, “Kenapa harus malu dengan budaya sendiri?” Terlebih jika budaya tersebut telah menjadi trend mode Bandung.

You might like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *