Yuk Intip Mitos Seputar Kelahiran Berdasarkan Adat Sunda

19 Likes Comment
Mitos Seputar Kelahiran

Indonesia kaya akan keanekaragaman adat dan budaya. Masing-masing adat memiliki tradisi masing-masing dalam tata kehidupan yang mereka jalani. Baik Itu berupa tradisi perkenalan, tradisi pernikahan, kelahiran, kematian dan sebagainya. Dalam tradisi tersemat pula larangan-larangan tertentu. Seperti halnya mitos seputar kelahiran yang berkembang di lingkungan adat Sunda. Dulunya, mitos menjadi kepercayaan yang sakral. Apabila suatu larangan dilanggar, maka diyakini si pelanggar akan mendapat tulah.

Mitos seputar kelahiran pada adat Sunda banyak sekali macamnya. Segenap larangan dan nasihat ditujukan bagi si ibu dan anak yang baru dilahirkan. Dengan diberlakukannya larangan dan nasihat, diharapkan ibu dan anaknya sehat dan terlindungi dari marabahaya.

Mari kita ketahui satu per satu mitos seputar kelahiran tersebut:

Dukun Beranak di Adat Sunda
Dukun Beranak di Adat Sunda | Foto : kresnobagus(dot)blogspot(dot)com
  • Ibu hamil yang mengalami kesulitan saat bersalin akan diberi jampi-jampi khusus dari dukun beranak yang menanganinya. Dukun beranak juga mengoleskan sebutir telur pada kemaluan ibu tersebut. Tujuannya, supaya liang kelahirannya terbuka lebar, mulus, dan memudahkan bayi keluar.
  • Setelah bayi lahir, ari-ari bayi tidak boleh dibuang begitu saja. Sebab, ari-ari adalah bagian dari diri bayi yang wajib dihormati. Ari-ari dianggap dudukan bayi saat berada di dalam rahim. Ari-ari juga dianggap kakak bayi yang mengorbankan dirinya pada sang adik, sehingga dia tidak terlahir dalam keadaan utuh dan hidup.
Tradisi Mengubur Ari-ari Bayi
Tradisi Mengubur Ari-ari Bayi | Foto : akucintanusantaraku(dot)blogspot(dot)com
  • Ari-ari perlu dikubur di pekarangan rumah. Jika bayinya laki-laki, maka ari-arinya harus ditanam di halaman depan rumah. Sedangkan bila perempuan, ari-arinya ditanam di samping atau belakang rumah. Mitos ini dipercaya, apabila anak laki-laki besar, dia dapat menjadi seorang pemimpin. Kalau perempuan akan menjadi seorang pengikut yang patuh pada pemimpinnya (suami).
  • Sebelum dikubur, ari-ari harus dibersihkan dengan air hangat terlebih dahulu. Hal ini dimaksud agar bayi yang hidup tidak kelihatan kucel dan ingusan. Setelah dibersihkan, ari-ari dibungkus dengan kain putih. Tak lupa ditambahkan bumbu-bumbu dapur seperti garam, cabe, bawang, dan gula merah, baru kemudian dimasukkan ke dalam sebuah kendi khusus (pendil). Perlakuan semacam ini bertujuan agar kelakuan bayi kelak terpuji, mengharumkan nama orang tua, bangsa, dan negara.
Mengubur Ari-ari Bayi
Mengubur Ari-ari Bayi | Foto : akucintanusantaraku(dot)blogspot(dot)com
  • Untuk menghindari bayi dari gangguan makhluk halus seperti dedemit, wewe gombel, dedemit, dn sebangsanya, orang tua si bayi harus menyulut kain di depan pintu rumah. Asap pada kain yang disulut akan membuat makhluk halus pergi jauh-jauh. Selain itu dapat pula dilakukan dengan cara meletakkan tujuh batang lidi di atas bantal tidur bayi. Atau, menyematkan bawang putih di dada sang bayi. Makhluk halus sangat tidak menyukai bau bawang putih.

Itulah beberapa mitos seputar kelahiran berdasarkan adat Sunda. Sampai sekarang, sebagian kecil masyarakat Sunda masih mempercayainya. Namun, sebagian besarnya lagi hanya menganggap itu sebagai tradisi belaka, terutama di kota-kota besar seperti Bandung. Dan sebaiknya tidak mempercayai mitos apapun karena itu tidak bersesuaian dengan keyakinan yang di anut mayoritas warga.

You might like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *